Caption foto : Siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang mengikuti kemah konservasi. Sekolah mereka berada di seputaran kawasan TNUK. (WARTAPALA INDONESIA / Srikandi Nusantara).
WartapalaIndonesia.com, BANTEN – Komunitas Perempuan Petualang Indonesia yang dikenal dengan Srikandi Nusantara berkolaborasi dengan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Yayasan Badak Indonesia dan Yayasan Kehati dibantu Volunteer Montana, Paniis Lestari dan Mapalaut, memperingati Hari Badak se-Dunia di Taman Nasional Ujung Kulon Banten. Pada 21-24 September 2024.
Tujuan dari kegiatan yang berbentuk kemah konservasi ini adalah untuk memberikan edukasi di bidang lingkungan hidup serta konservasi Badak Jawa. Kemah konservasi diikuti 70 siswa dari 10 sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang berada di seputaran kawasan TNUK.
Dalam kegiatan, peserta diberi beberapa materi menyangkut konservasi. Materi pengenalan Konservasi dan Pendidikan Lingkungan diberikan oleh Achmad Zaini sebagai volunteer Montana Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Sedangkan materi materi Konservasi Badak Jawa diberikan oleh Yayus dari Balai TNUK. Materi Keanekaragaman Hayati oleh Dodo dari TNUK.
Sedangkan materi Pengenalan SAR dan Kesiapsiagaan Bencana diberikan oleh Dinny Masyita dari Srikandi Nusantara yang juga sebagai anggota volunteer Montana dan Vertical Rescue Indonesia.
Acara kolaborasi ini dimeriahkan dengan Workshop Papercraft Ichinogami atau seni melipat kertas dengan tema mengenal satwa. Selain itu ada garage sale yang menjual pakaian layak pakai. Kemudian juga dilakukan penanaman pohon pakan badak, transplatasi terumbu karang dan bersih sampah.
Pada malam hari, peserta kemah konservasi mengadakan pertunjukan dengan menampilkan pidato, story telling, bernyanyi hingga gerak dan lagu.
Menurut Dinny Masyita, masyarakat sedari dini harus diberi edukasi dan pemahaman bahwa kelestarian habitat badak itu meliputi banyak hal. Semua perlu dijaga, dirawat dan dilestarikan. Anak-anak dan pemuda di sekitar TNUK dapat disiapkan menjadi ranger cilik Ujung Kulon sebagai calon pejuang konservasi badak Jawa.
“Ke depan diharapkan mereka dapat menjadi kader-kader konservasi yang memahami pentingnya pelestarian Badak Jawa dengan menjaga habitatnya”, tutur Dinny Masyita
Dinny menambahkan, harapan kita bersama adalah wilayah Taman Nasional Ujung Kulon benar-benar aman dari segala bentuk perburuan sehingga Habitat badak Jawa dan juga satwa lainnya tetap lestari. Juga terjalin komunikasi dan kolaborasi dengan masyarakat secara berkesinambungan.
Untuk diketahui, Taman Nasional Ujung Kulon adalah salah satu Taman Nasional tertua di Indonesia, dengan luas 105.694,46 ha yang terdiri dari daratan seluas 61.357,46 ha dan lautan seluas 44.337ha.
Dalam dua tahun terakhir, TNUK menghadapi maraknya perburuan liar terhadap badak Jawa untuk diambil culanya. Begitu juga dengan gangguan lain yang mengganggu habitatnya. Karenanya berbagai upaya dilakukan Balai TNUK, termasuk meningkatkan keamanan kawasan dari perburuan.
Sebagai Taman Nasional, Ujung Kulon merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli dan dikelola dengan sistem zonasi. Kawasan semenanjung dari Taman Nasional Ujung Kulon merupakan habitat dari badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), satu-satunya badak bercula satu yang tersisa dan hanya ada di Indonesia.
Upaya pelestarian badak Jawa telah dilakukan sejak lama dan terus menerus dengan pemantauan oleh tim monitoring badak Jawa dan patroli-patroli rutin oleh resort-resort dan tim Rhino Protection Unit. Dan itu merupakan kerja keras yang luar biasa dan patut diapresiasi. Tentunya upaya ini harus didukung oleh berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. (*)
Kontributor || Ratdita Anggabumi T, WI 190039
Editor || Ahyar Stone, WI 21021 AB
Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)