Ekspedisi Gunung Lumut: Menjaga Adat dan Menapaki Puncak Batu Pilar

Oleh : Rizki Alfajar
Ekspeditor Gunung Lumut

Wartapalaindonesia.com, FEATURE — Sebuah tim ekspedisi berhasil menyelesaikan pendakian menuju Puncak Batu Pilar, Gunung Lumut, melalui jalur tradisional dari Dusun Muluy, Kecamatan Muara Komam. Perjalanan ini tidak hanya menguji fisik dan mental para pendaki, tetapi juga menjadi bagian dari pelestarian adat dan budaya masyarakat lokal.

Ekspedisi dimulai dari Muara Komam dengan menempuh perjalanan darat sepanjang 60 kilometer menggunakan sepeda motor, dilanjutkan 12 kilometer melalui jalur logging kayu yang menantang hingga tiba di Dusun Muluy.

Pada malam pertama, tim melaksanakan ritual besoyong—ritual adat untuk meminta izin kepada para leluhur—sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya Paser dan syarat utama sebelum memasuki kawasan hutan Gunung Lumut.

 “Ritual ini wajib bagi siapa pun yang ingin mendaki lewat jalur Muluy. Ini bentuk penghormatan dan pelestarian adat istiadat kami,” ujar Imink, salah satu narasumber dari tim ekspedisi.

Keesokan harinya, perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri sungai sejauh 3,5 kilometer—terdiri dari 1,5 km jalan turun menuju sungai dan 2 km menyusuri aliran air. Dari titik pertemuan sungai, medan mulai menanjak sejauh 2 km hingga mencapai Camp Jejak Petualang, lokasi yang pernah digunakan dalam ekspedisi tahun 2017.

Rute kemudian dilanjutkan menuju Tunden Tengarai, jalur curam sepanjang 1 km yang dikenal sulit dan menantang. Setelah melewati titik ini, para pendaki menempuh jalur terakhir sejauh 2 km untuk mencapai Puncak Batu Pilar, yang terletak di ketinggian dan dikelilingi oleh hutan lebat yang kaya akan keanekaragaman hayati.

“Pemandangannya luar biasa. Semua pohon tertutup lumut tebal, satwa-satwa liar juga masih banyak meninggalkan jejak. Ini pengalaman yang sangat berkesan,” tambah Imink.

Total jarak pendakian dari Dusun Muluy ke puncak mencapai sekitar 8 kilometer.

Selain Puncak Batu Pilar yang dapat dicapai dari arah Muluy, terdapat pula satu puncak lain yang dikenal sebagai Puncak Arah Pinang Jatus. Kedua puncak ini terhubung oleh jalur sepanjang 2 kilometer yang dapat dijelajahi oleh para pendaki.

Ekspedisi ini bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga momentum penting untuk merawat kelestarian alam dan budaya lokal yang kian tergerus zaman. Gunung Lumut, selain sebagai lanskap ekologis yang penting, juga menyimpan nilai-nilai adat yang menjadi benteng terakhir dari identitas masyarakat Paser.

Foto || Imink, Tim Ekspedisi
Editor || Wandi Wahyudi, WI 200223

Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)

bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.