Tim Ekspedisi Karang Ciparage Lakukan Survey Awal

Caption foto: Tim Ekspedisi Karang Ciparage saat lakukan survey awal dengan selam permukaan di Terumbu Karang Ciparage. (WARTAPALA INDONESIA/ Willy Firdaus)

Wartapalaindonesia.com, KARAWANG – Beberapa siswa SMKN 1 Rengasdengklok yang tergabung dalam ekstrakurikuler Bara Rimba, bersama penyelam dari Karawang Explore melakukan pelayaran dari Dermaga Sungai Buntu- Kec. Pedes ke Terumbu Karang Ciparage. Pelayaran yang dilakukan pada Sabtu, 13 Juli 2019 pukul 05.45 WIB ini berjarak sekitar 15 Km dan ditempuh selama satu jam.

Selama pelayaran terlihat aktifitas nelayan yang menuju ke laut di pagi hari. Menurut pemilik salah satu perahu, sudah seminggu ini terjadi gelombang tinggi di pesisir Karawang.

Terumbu Karang Ciparage sendiri merupakan gugusan terumbu yang berjarak 4-5 Km dari pesisir Pantai Cibendo-Tempuran Karawang. Gugusan terumbu ini bertetangga dengan gugusan Terumbu Karang Sendulang-Cilamaya yang telah terangkat potensi wisatanya lewat wisata Pasir Putih Tangkolak.

“Tujuan survey awal ini adalah melihat hambatan apa saja yang akan kami hadapi saat pelaksanaan ekspedisi dan mempetakan potensi titik penyelaman nanti,” tutur Dita Nureulia, Manajer Ekspedisi Karang Ciparage (Bara Rimba).

Tidak kalah dengan Terumbu Karang Sendulang, Terumbu Karang Ciparage juga memiliki beberapa gugus terumbu atau gosong berpasir yang menjadi habitat koral atau karang.

“Identifikasi awal ada lima gugus terumbu, kami memberinya kode sebagai identitas seperti gugus A1, A2, B1, B2 dan C,” jelas siswi yang menduduki kelas XII di SMKN 1 Rengasdengklok ini.

Penamaan lokalnya sendiri merujuk pada tutur masyarakat sekitar seperti gugus Malang (A1), Cibendo (A2), Amben (B1), Tunggak (B2) dan yang paling besar adalah Pulo Gede Ciparage (C). Saat survey awal dilakukan selam permukaan atau snorkeling untuk memastikan kedalaman serta potensisi titik penyelaman. Titik awal dilakukan pada gugus A1 di kedalaman 1-3 meter, namun karena gelombang tinggi seminggu sebelumnya maka jarak pandang (visibility) sangat buruk.

“Tidak terlihat dan sangat kesulitan, hal ini dikarenakan pasir laut naik kepermukaan sehingga visibility kami zero,” terangnya.

Di titik ke-2 pada gugus C, tim juga kesulitan dalam jarak pandang, air laut keruh karena efek gelombang tinggi seminggu berturut-turut. Walaupun jarak pandang yang keruh karena gelombang tinggi di Laut Jawa, dari hasil record video dapat terlihat permukaan gugus C terdiri dari pasir halus dan karang hermatipik atau karang terumbu.

“Pada kedalaman satu meter di gugus C, kami menemukan hamparan pasir putih halus yang menjadi lokasi hidup karang terumbu,” ungkapnya.

Dari beberapa sempel koral yang diangkat juga didapatkan beberapa jenis koral seperti Acropora Cervicurnis, Acropora Elegantula, Acropoda Micropthalma, dan Montipora Danae.

Sementara itu ketua Karawang Explore mengapresiasi baik kegiatan Ekspedisi Karang Ciparage oleh Bara Rimba.

“Kegiatan ini merupakan kegiatan positif untuk menggali potensi dilaut Karawang, dan sejalan dengan program di Karawang Explore,” kata Hadid.

Hadid memiliki harapan dengan adanya kegiatan ini akan meningkatkan pemahaman masyarakat kalau Karawang juga memiliki potensi wisata bahari. Potensi ini harus digali serta dijaga agar tetap memberikan manfaat pada masyarakat banyak terutama nelayan pesisir Karawang.

Kontributor || Willy Firdaus, WI 170016

Editor || Nindya Seva Kusmaningsih, WI 160009

Beberapa jenis koral yang didapatkan Tim Ekspedisi Karang Ciparage.

Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)

bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.