Oleh: Nurhabli Ridwan
Kader Konservasi Alam / GRAS
Wartapalaindonesia.com, EDUKASI – Salah satu masalah yang ada di seluruh dunia khususnya Indonesia adalah sampah. Kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar memang masih sangat kurang. Tak heran jika jumlah sampah terus bertambah dari hari ke hari, hingga akhirnya menumpuk.
Jumlah kotoran atau sisa buangan itu akan membahayakan kesehatan jika dibiarkan. Oleh sebab itu, kita harus membuang sisa kotoran pada tempatnya, agar tidak menumpuk dan menyebabkan banjir. Masalah mengenai limbah ini sangat meresahkan karena tidak ditangani dengan baik.
Limbah atau sampah merupakan salah satu sisa-sisa buangan atau kotoran yang sangat mengganggu. Seharusnya limbah ini dibuang ke tempatnya, dan tidak berserakan di mana saja. Salah satu faktor yang membuat limbah selalu menjadi masalah adalah karena tidak dibuang atau dimanfaatkan dengan baik.
Oleh karena itu, Mulai Mei 2018 Perhimpunan Penjelajah Alam Bencana dan Konservasi Generasi Rimba Alam Semesta (GRAS) dibentuk oleh Nurhabli Ridwan yang juga kader konservasi alam binaan BBKSDA Sumatera Utara telah menginisiasi Program Edukasi Konservasi Lingkungan yang bertujuan untuk menjaga kelestarian alam dan ekosistem lingkungan.
Program ini melibatkan kalangan muda serta pihak terkait lainnya, seperti pemerintah daerah dan organisasi non-pemerintah. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan dapat menjadi contoh dalam menjaga lingkungan.
Program Konservasi Lingkungan yang diinisiasi GRAS, terdiri dari beberapa komponen utama yang bertujuan untuk mencapai kelestarian alam dan ekosistem.
Program ini melibatkan seluruh kaum muda dalam upaya menjaga kelestarian alam. Komunitas peduli lingkungan dibentuk minimal dari sekolah untuk meningkatkan kesadaran kaum muda akan pentingnya menjaga lingkungan. Melalui pertemuan rutin dan kegiatan-kegiatan sosialisasi, komunitas ini berusaha mengajak kaum muda untuk melakukan tindakan nyata dalam menjaga kebersihan dan kelestarian alam.
Salah satu masalah utama yang dihadapi daerah adalah pengelolaan sampah. Untuk mengatasi hal ini, program konservasi lingkungan difokuskan pada pengelolaan sampah yang baik dan berkelanjutan. Kaum muda diajarkan cara memilah sampah, seperti sampah organik, sampah anorganik, dan sampah berbahaya.
Selain itu, juga diterapkan sistem daur ulang sampah dan budidaya maggot untuk mengurangi volume sampah yang akan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir.
Maggot berguna dalam proses penguraian bahan-bahan organik karena maggot mengkonsumsi sampah sayuran dan buah. Kemampuan maggot dalam mengurai sampah sangat cepat. Dalam waktu 24 jam 10.000 ekor Maggot BSF dapat mengurai 5 kg sampah organik.
Dalam bidang peternakan maupun pertanian, maggot juga memiliki manfaat tersendiri. Maggot dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber kompos atau pupuk organik yang tidak berbau. Penggunaan maggot untuk pertanian juga dapat menekan penggunaan pupuk berbahan kimia. Sementara itu, dalam bidang peternakan maggot dapat dijadikan pakan unggas dan ikan karena memiliki nilai protein yang tinggi yaitu mencapai 51%.
Untuk menjaga ekosistem dan keberlangsungan alam di daerah, program ini juga melibatkan kegiatan penanaman pohon. Setiap tahun, berkegiatan bersama-sama menanam pohon di lahan-lahan yang telah disediakan.
Pohon yang ditanam adalah jenis yang sesuai dengan kebutuhan ekosistem setempat. Selain itu, kaum muda juga diajarkan cara merawat pohon agar tumbuh dengan baik dan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar.
Manfaat pengolahan sampah yang baik akan dirasakan oleh manusia itu sendiri. Ada beberapa manfaat yang sangat menguntungkan bagi manusia ketika menyadari pentingnya pengolahan sampah dengan baik, antara lain:
- Lingkungan Lebih Bersih dan Sehat
Manfaat pengelolaan sampah yang utama adalah menjadikan lingkungan lebih bersih dan juga sehat. Bahan sisa kegiatan sehari-hari yang dikelola dengan baik dan rutin dibersihkan, menjadikan lingkungan bebas dari tumpukan sampah. Kondisi ini menjadikan lingkungan lebih sehat, karena tidak ada media untuk pengembangan penyakit. - Mengurangi Polusi
Pemakaian sumber daya alam yang berlebihan dapat mengakibatkan tingkat polusi semakin tinggi dan menyebabkan pemanasan global. Pengolahan lahan merupakan jalan yang terbaik untuk mengurangi polusi yang ada, sehingga bumi tetap aman dan terjauh dari global warming. Memang dalam peroses penguraiannya menjadi bahan siap pakai membutuhkan waktu yang cukup lama. Seperti contoh pembuatan pupuk dari bahan kimia memang mudah ditemukan dan hasilnya lebih menjamin bagi hasil panen para petani. Berbeda dengan pupuk kompos yang terbuat dari pengolahan sampah organik yang cukup ribet, proses pembuatan yang cukup lama, dan kadang hasilnya kurang maksimal.
- Dapat Diuangkan
Salah satu manfaat mengelola sampah adalah mendapatkan uang dari kegiatan tersebut. Adapun caranya adalah dengan membawa sampah yang sudah dikumpulkan ke tempat penampungan bank sampah. Biasanya, berat sampah setiap kilonya akan dihargai dengan sejumlah uang. Jadi bisa lebih untung. - Sebagai Bahan Dasar Pupuk
Selanjutnya, manfaat pengelolaan sampah organik adalah bisa dijadikan sebagai bahan dasar pupuk. Caranya mudah, Anda hanya perlu meletakkan sampah organik di satu lubang tanah dan tunggu hingga membusuk. Jika sudah berubah bentuk menyerupai tanah, maka hasilnya bisa digunakan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman.Selain dengan cara sederhana tersebut, Anda juga bisa menggunakan sampah organik sebagai bahan pupuk kompos. Namun, pembuatan pupuk kompos perlu ketelatenan, karena terdapat banyak tahapan yang harus dilalui dengan benar.
- Langkah Utama Cegah Risiko Bencana Banjir
Manfaat pengelolaan sampah yang paling penting adalah membantu mengantisipasi bencana alam banjir. Pengelolaan sampah tidak hanya berkaitan dengan pemanfaatan, tapi juga soal cara pembuangannya. Jika sampah dibuang di tempat seharusnya, maka tidak akan ada penyumbatan saluran air yang dapat menyebabkan banjir.
Itulah berbagai manfaat pengelolaan sampah yang bisa di dapatkan, mulai dari menjadikan lingkungan bersih dan sehat hingga mampu mencegah bencana banjir.
Melihat beberapa manfaat tersebut, penting bagi kaum muda dan masyarakat untuk mengelola sampah dengan baik. Adapun salah satu cara pengelolaannya adalah dengan mendaur ulang sampah menjadi kerajinan.
Rencana keberlanjutan atau pengembangan program di masa depan mengadakan Infrastruktur pengelolaan sampah yang ada saat ini belum memadai untuk mengatasi volume sampah yang dihasilkan di lingkungan daerah. Sampah plastik, sisa makanan menjadi jenis sampah dominan, dan minimnya fasilitas pemilahan serta daur ulang memperburuk situasi. Kurangnya regulasi yang tegas serta partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah juga menjadi salah satu tantangan utama.
Keberhasilan pengelolaan sampah di daerah memerlukan sinergi antara pemerintah, komunitas, serta masyarakat. Strategi pengelolaan yang berkelanjutan harus melibatkan peningkatan infrastruktur, kampanye kesadaran lingkungan, penerapan teknologi ramah lingkungan, serta penguatan regulasi terkait kebersihan.
Selain itu, partisipasi kaum muda dan masyarakat melalui pendekatan berbasis komunitas dan edukasi sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan. (nr)
Editor || Ahyar Stone, WI 21021 AB
Foto || GRAS
Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)