Oleh : Muhammad Azra Azzahiri
B-1199 – Madawirna UNY
Wartapalaindonesia.com, PERSPEKTIF – Bayangkan ada komunitas besar yang dekat dengan masyarakat, mereka didasari dengan kesadaran kolektif yang kuat dengan tujuan yang sangat mulia. Mereka selalu kompak dan konsisten menangani isu-isu lingkungan di Indonesia karena mereka sangat peduli terhadap permasalahan yang akan merusak kelangsungan hidup manusia di bumi.
Mereka bersatu, tersebar di seluruh Indonesia, namun tetap teguh membawa visi yang sama, bekerja dari akar permasalahan, langsung dari masyarakat.
Mereka ikut serta dalam mengawal kebijakan lingkungan di Indonesia, bahkan turut andil dalam proses perumusannya. Tak hanya itu, mereka juga berinovasi menggunakan teknologi untuk menjaga kelestarian alam. Inilah gambaran Mapala di era sekarang.
Pertanyaan penting yang perlu kita refleksikan adalah, apakah kita sudah seperti itu?”. Apakah tujuan mulia dari Mapala sudah tercapai? Dan apakah kita sudah mencintai alam?
Mari kita kembali ke tujuan awal pembentukan organisasi Mapala yang dikemukakan oleh Soe Hok Gie. Dalam tulisannya di Bara Eka (13 Maret 1966), Gie menulis, “Tujuan Mapala ini adalah mencoba untuk membangunkan kembali idealisme di kalangan mahasiswa untuk secara jujur dan benar-benar mencintai alam, tanah air, rakyat dan almamaternya. Mereka adalah sekelompok mahasiswa yang tidak percaya bahwa patriotisme dapat ditanamkan hanya melalui slogan-slogan dan jendela-jendela mobil. Mereka percaya bahwa dengan mengenal rakyat dan tanah air Indonesia secara menyeluruh barulah seseorang dapat menjadi patriot-patriot yang baik.”
Tujuan itu sangat mulia, bagaimana Mapala dibuat untuk membentuk manusia yang memiliki idealisme dan mereka menjadi manusia merdeka, tanpa kepentingan perseorangan, mereka benar-benar mencintai alam, tanah air, rakyat dan almamaternya. Mereka benar benar mengabdi untuk bangsa dan negeri ini.
Jika kita lihat di masa sekarang dengan organisasi Mapala yang ada di hampir setiap kampus negeri maupun swasta di seluruh indonesia, tujuan mulia ini sangat inklusif dan bisa diterima seluruh Mapala di indonesia.
Namun, seiring perkembangan zaman, sekarang organisasi Mapala ada fokus lain seperti minat dan bakat dalam suatu bidang kegiatan, yang dalam hal ini seringkali membuat kita terlalu fokus dalam hal tersebut, dan membuat kita lupa ada fokus lain yang seharusnya kita tekuni karena sedang menjadi hal yang sangat urgen di negeri ini.
Saya sangat yakin, setiap Mapala memiliki visinya masing-masing, yang semuanya sudah diatur dan dirumuskan dengan serta atas dasar cinta dan alam. Karena secara organisasi kita adalah MAPALA, sehingga kita adalah orang orang yang mencintai alam.
Cinta mengandung arti menyukai, menyayangi, dan mengagumi. Alam mengandung arti segala yang ada di sekitar, baik berupa benda mati maupun benda hidup. Dari cinta ini muncul istilah “pecinta,” yang merujuk pada individu yang memiliki rasa itu. Artinya, setiap kegiatan yang dilakukan oleh organisasi pecinta alam harus didasarkan pada asas kebermanfaatan, bukan hanya untuk anggotanya, tetapi juga bagi masyarakat dan bangsa ini.
Setiap generasi memiliki tantangannya masing-masing, kondisi yang berbeda dengan banyaknya tujuan yang sudah terlalu luas dan bercabang membuat kita sulit terfokus pada satu permasalahan yang sebenarnya sangat menjadi urgensi masa kini, yaitu permasalahan lingkungan. Kita harus sama sama punya kesadaran dan komitmen yang tinggi terhadap isu ini, dan harus kompak untuk sama-sama fokus menangani permasalahan ini, karena jika kita kompak dan sama-sama menggaungkan isu ini, kita bisa menangani permasalahan lingkungan di indonesia bersama sama.
Kita adalah organisasi yang sangat strategis, karena kita sangat dekat dengan masyarakat. Tinggal bagaimana kita komitmen bersama-sama menangani isu lingkungan yang ada. Ini menjadi tantangan bagi kita semua apakah kita bisa menanamkan kesadaran dari mulai setiap anggota di Mapala kita. Lalu kita bangun kesadaran melalui forum di setiap kota bahkan di Indonesia. Selanjutnya kita komitmen dan konsisten dalam masalah lingkungan yang menjadi urgensi masa kini.
Hal ini menjadi sangat penting karena kita sama-sama melihat perkembangan fenomena yang terjadi saat ini, di mana masyarakat kurang peduli terhadap kelestarian alam, seolah-olah seperti tak sadar bahwa alam tidak butuh manusia, tapi manusialah yang butuh alam, sehingga seharusnya kita menjaganya. Bahkan dalam pemerintahan sebagai pemangku kebijakan pun, terkadang tidak mengindahkan bagaimana agar kelestarian alam indonesia ini tetap terjaga, dan mungkin di Mapala kita masing-masing pun masih ada saja yang tidak peduli terkait masalah lingkungan dan hanya fokus pada kegiatan alam bebas.
Apakah Mapala yang organisasinya sudah sangat besar di indonesia akan diam saja melihat fenomena seperti ini? Ini sudah menjadi dasar yang kuat agar kita fokus terhadap isu isu lingkungan.
Pertanyaan yang penting sama sama kita renungkan adalah apakah tujuan Mapala dapat menjadi alasan kita bersatu? Kita sama-sama mengetahui dan memahami pelestarian alam bukan hanya tanggung jawab Mapala, tetapi merupakan tugas bersama. Maka dari itu kita dapat melihat agen perubahan untuk upaya pelestarian alam sangat luas. Visi besar Mapala terkait kelestarian alam menjadi sangat bisa dicapai karena agen perubahan di sini bukan hanya kita, tetapi seluruh masyarakat indonesia, dan kita yang paling bisa mempelopori karena kita yang paling dekat dengan masyarakat.
Kondisi Mapala sekarang sudah besar dan tersebar di mana-mana, dan ada juga wadah perkumpulan Mapala di berbagai kota bahkan di Indonesia. Perntanyaan yang harus kita renungkan bersama adalah, apakah kita bisa kompak, komitmen dan konsisten?
Sekarang sudah saatnya kita berkolaborasi. Sudah banyak organisasi dan gerakan yang lahir dan mereka lebih masif dalam upaya pelestarian lingkungan. Jika kita menaikkan ego untuk seakan berkompetisi siapa yang lebih baik dalam mengupayakan kelestarian alam, itu sudah menjadi hal yang konyol dan sudah sangat tidak relevan.
Kita harus membuat suatu gerakan yang sangat masif di Indonesia untuk menangani permasalahan ini. Mapala memiliki peluang yang sangat besar, karena kita adalah mahasiswa dan manusia merdeka.
Kita bergerak demi kebermanfaatan, bukan kepentingan perseorangan. Kita sangat bisa mensinergikan visi kita di kalangan mahasiswa, akademisi, pemerintah hingga masyarakat. Karena secara tidak langsung kita sebagai mahasiswa yang berpendidikan, kita memiliki akses untuk masuk ke dalam berbagai lini penting di indonesia.
Tidak sedikit masyarakat bingung dengan tujuan adanya Mapala, dan semuanya di perkeruh dengan banyaknya insiden dan perilaku yang kurang baik dan tidak bisa diterima di masyarakat luas. Ini semua membuat perspektif masyarakat menjadi buruk terhadap Mapala.
Tujuan Mapala semulia apa pun tapi ketika kita tidak sama-sama sadar untuk menjaga citra Mapala, kita akan sulit untuk bergerak karena masyarakat kurang percaya kepada kita. Ini menjadi hal yang penting dalam mengupayakan visi besar kita agar tercapai. Kita juga harus memiliki karakter yang baik, karena kita adalah organisasi yang dekat dengan masyarakat.
Sebagai orang berpendidikan dan seorang Mapala, kita juga harus menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk bertindak sebagai penjaga kelestarian alam. Kita harus membuat tujuan Mapala yang sudah inklusif ini menjadi lebih terbuka untuk masyarakat. Hal ini bisa mendorong lebih banyak orang untuk ikut bergabung, mendukung, dan bersinergi.
Jika tujuan Mapala dirumuskan sebagai agenda bersama, maka tidak diragukan lagi kita dapat bersinergi. Semua Mapala bersinergi untuk sebuah misi besar yaitu melindungi alam Indonesia untuk generasi mendatang. Karena hanya dengan bersatunya Mapala-lah kita bisa menggabungkan kekuatan, pengetahuan, dan sumber daya untuk melakukan perubahan nyata dalam menjaga lingkungan. Bersatu dalam misi menjaga alam, bukan hanya demi keindahan alam itu sendiri, tetapi juga demi keberlanjutan hidup kita dan generasi masa depan.
Sudah waktunya kita mendukung tujuan mulia Mapala, menjadikannya lebih dari sekedar organisasi mahasiswa, tapi sebagai simbol persatuan untuk alam. Semua itu diawali dengan membangun kesadaran kolektif tentang urgensi yang harus kita tangani di masa sekarang, karena kita adalah pelopor lingkungan. Kita MAPALA adalah wajah mahasiswa yang menjaga lingkungan. Kita organisasi yang dekat dengan masyarakat. Kita mahasiswa berpendidikan yang sudah seharusnya kritis terhadap isu yang ada terutama isu lingkungan.
Dalam misi besar tentunya ada langkah yang besar. Mapala harus siap untuk melangkah agar kita tetap menjadi organisasi yang dinamis tanpa tergerus oleh zaman. (maa).
Editor || Ahyar Stone, WI 21021 AB
Foto || Wartapala
Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)