Oleh : Dr. Irwan Wisanggeni, M.Si.
Dosen dan Penjelajah
Wartapalaindonesia.com, FEATURE — Gunung Slamet (3.422 mdpl) adalah gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa. Julukan “gunung raksasa di Jawa Tengah” bukanlah berlebihan, sebab ia berdiri gagah dengan jalur pendakian yang menantang sekaligus penuh cerita sejarah.
Junghuhn, seorang ahli geologi asal Jerman, pernah menulis bahwa dirinya harus merangkak saat mendaki Slamet karena terjalnya jalur menuju puncak. Gambaran itu seolah menegaskan betapa kerasnya karakter Gunung Slamet, terutama di bagian pucaknya.
Jika menengok kembali catatan tahun 1967, pendaki legendaris Soe Hok Gie bersama enam rekannya dari Mapala UI juga pernah menapaki jalur selatan Slamet. Jalur itu nyaris tanpa sumber air dan sangat terjal, membutuhkan waktu tempuh hingga 11 jam untuk mencapai puncak. Catatan Gie menegaskan bahwa Slamet bukan gunung yang mudah ditaklukkan.
Salah satu jalur yang kini populer adalah jalur Permadi Guci dari sisi barat. Jalur ini relatif landai dan memiliki sumber air hingga Pos 5, sehingga memudahkan logistik pendakian. Namun, tantangan sesungguhnya muncul dari Pos 5 menuju Puncak Salam. Medan dipenuhi tanjakan ekstrem dengan pasir lepas yang membuat langkah cepat terkuras.
Keunikan Slamet juga tampak di bagian puncaknya. Lereng timur yang ditempuh melalui jalur Bambangan tidak menyatu dengan puncak barat dari jalur Permadi Guci. Hal itu terjadi karena adanya kaldera yang memutus jalur puncak di sisi barat dan timur.
Bagi pendaki pemula, jalur ini bisa terasa berat. Namun bagi mereka yang sudah berpengalaman, Gunung Slamet via Permadi Guci menawarkan pengalaman mendaki yang menantang sekaligus indah. Jalur ini memberi kombinasi lengkap: hutan, sumber air, hingga tanjakan ekstrim menjelang puncak.
Gunung Slamet bukan sekadar pendakian, melainkan perjalanan menapaki sejarah. Dari Junghuhn yang merangkak di lerengnya hingga Soe Hok Gie yang menuliskan kisah heroik pendakian tahun 1967, Slamet selalu menjadi ruang belajar bagi mereka yang berani menantang diri.
Selamat mencoba jalur baru yang menawan ini, kawan-kawan pendaki. Slamet selalu menunggu, dengan segala keindahan dan kemegahannya.
Foto || Irwan Wisanggeni
Editor || Wandi Wahyudi, WI 200223
Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)