18. Cara Menyelenggarakan TPA Darurat

Wartapalaindonesia.com, EDUKASI – Artikel ini merupakan isi bab ketiga dari buku “Cara Menjadi Relawan Garis Depan di Lokasi Gempa”. Bab tiga berjudul Kegiatan Kemanusiaan di Desa Focus Area. Berisi 14 artikel (nomor 14 hingga 28).

Buku ini ditulis oleh Ahyar Stone. (Pemimpin Redaksi Wartapala. Anggota Dewan Pengarah SARMMI). Terbit pertama Januari 2024. Penerbit Jasmine Solo, Jawa Tengah. Buku ini diterbitkan atas kerja sama Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Wartapala, SARMMI. Selamat membaca. (Redaksi).

a. Tujuan TPA Darurat
Hampir semua desa di Indonesia — termasuk desa terpencil dan terisolir — memiliki TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an). TPA merupakan lembaga atau kelompok masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan nonformal yang bertujuan memberikan pengajaran membaca Al-Qur’an sejak usia dini, serta memberi pelajaran ilmu dasar agama Islam.

Tatkala gempa, pelaksanaan TPA berhenti. Penyebab paling umum adalah masjid atau tempat anak-anak belajar mengaji rusak. Bisa pula karena alasan lain, umpamanya ustadz atau ustadzah yang mengajar di TPA, rumahnya rusak berat dan terpaksa mengungsi ke tempat yang cukup jauh.

Agar aktivitas TPA pulih, relawan garis depan perlu membuat TPA darurat. Tujuan membuat TPA darurat tak berbeda banyak dengan tujuan menyelenggarakan sekolah darurat.

Hanya saja — karena yang disajikan adalah pelajaran agama — maka sejak TPA darurat diselenggarakan, anak-anak di desa focus area diharapkan tiap hari mulai aktif mengaji dan belajar ilmu dasar agama.


b. Lokasi TPA Darurat
TPA darurat dapat diselenggarakan di halaman masjid dan mushola di desa focus area. Dapat pula dilakukan dekat rumah tempat anak-anak dulu mengaji.

Bisa juga berlangsung di lokasi sekolah darurat atau di posko kemanusiaan relawan garis depan. Akan lebih bagus bila di lokasi TPA darurat, ada air. Fasilitas ini digunakan untuk praktek wudhu.

c. Pengajar dan Peserta TPA Darurat
Pengajar di TPA darurat adalah relawan garis depan. Ajak pula ustadz atau ustadzah yang dulu mengajar di TPA untuk sama-sama mengisi TPA darurat.

Pada pengelolaan TPA darurat, sertakan pemuda atau pemudi di desa focus area. Peserta TPA darurat adalah anak-anak yang beragama Islam.

d. Fasilitas TPA Darurat
Di lokasi TPA darurat, sediakan alas duduk. Seperti tikar atau karpet plastik. Tiap peserta TPA darurat diberi alat belajar dan menulis. Misalnya Iqra, Juz Amma, Al Quran, buku tulis dan pena. Pembagian Iqra, Juz Amma dan Al Quran, disesuaikan dengan tingkatan belajar mereka.

Informasi terkait tingkat belajar peserta TPA darurat, dapat diketahui melalui ustadz dan ustadzah yang diajak mengajar di TPA darurat. Bisa pula melalui murid bersangkutan.

Akan lebih bagus bila relawan garis depan memberi mukenah anak-anak untuk murid perempuan. Peci dan sarung anak-anak untuk murid lelaki.

Ustadz dan ustadzah yang dulu mengajar TPA, beri pula perlengkapan ibadah. Baik yang sekarang ikut mengajar di TPA darurat dan yang tidak ikut. Mereka sama-sama diberi bantuan berupa perlengkapan ibadah.

Beberapa bantuan dapat juga diberikan untuk mengembalikan kondisi tempat TPA agar pulih seperti sebelum terjadi gempa. Misalnya lampu penerangan, tikar dan sebagainya.

e. Materi TPA Darurat
Materi yang disampaikan di TPA darurat, sama dengan materi TPA dalam kondisi normal. Yaitu belajar mengaji, praktek wudhu, praktek adzan dan sholat berjamaah.

Pelaksanaan sholat berjamaah, disesuaikan dengan situasi di TPA darurat.

f. Pelaksanaan TPA Darurat
Pelaksanaan TPA darurat disamakan dengan jadwal di TPA sebelum terjadi gempa. Umumnya TPA dilaksanakan sore hingga usai sholat maghrib.

Sebelum murid pulang ke tendanya, beri mereka air mineral dan makanan ringan.

g. Batas Pelaksanaan TPA Darurat
Bila sekolah darurat otomatis selesai tatkala sekolah formal dimulai, maka TPA darurat selesai tatkala relawan garis depan meninggalkan desa focus area.

Selanjutnya pengelolaan TPA diserahkan ke ustadz dan ustadzah yang dulu mengajar TPA.

Setelah diserahkan, namanya tak lagi TPA darurat. Tetapi sudah kembali menjadi TPA permanen. (as).

Foto || SARMMI (SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia)
Editor || Danang Arganata, WI 200050

Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)

bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.