Caption foto : Para pemantik diskusi di Tempuran Space Jogjakarta. (WARTAPALA INDONESIA / Ahyar Stone).
WartapalaIndonesia.com, JOGJAKARTA – Ekspedisi pecinta alam tak harus dilakukan di gunung es, tetapi dapat pula diselenggarakan dengan cara berkunjung ke sejumlah daerah sambil bertukar sapa tentang budaya minum kopi dengan komunitas setempat. Setidaknya inilah yang diperagakan Mapala Astacala Universitas Telkom Bandung.
Melalui perjalanan darat dari Bandung sebagai titik awal, mereka mengunjungi Porwokerto, Jogjakarta, Semarang, Surabaya dan Bali. Kegiatan unik ini mereka kemas dalam Ekspedisi Kopi Merah Putih. Berlangsung pada 25 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025.
Di Jogjakarta, mereka mampir di Tempuran Space. Tempat ini merupakan arena ngopi bersuasana alam nan asri yang lumayan kondang di Jogjakarta. Pada 28 Desember 2024.
Meski kental dengan aroma kopi, kegiatan Astacala di Jogja tak membahas teknis meracik kopi yang sedap, tetapi diskusi bernuansa edukasi tentang kopi nusantara, membongkar sisi konservasi dibalik budidaya kopi, serta pertunjukan musik dan pembacaan puisi.
Tampil sebagai pemantik diskusi adalah Adam dan Bayu (Ekspedisi Kopi Merah Putih). Larisa (Mapagama Universitas Gajah Mada). Azra (Madawirna Univesitas Negeri Yogyakarta). Anisa (Tempuran Space). Andri (Kopi Nusantara). Kemudian Fahrijha yang menampilkan musik, dan Rizka Azzahra yang membacakan puisi.
Acara diikuti oleh puluhan anggota pecinta alam di Jogjakarta. Mereka tetap setia mengikuti acara hingga usai, kendati beberapa kali diselingi gerimis.
Bayu menjelaskan, Ekspedisi Merah Putih adalah sebuah perjalanan yang dirancang untuk mengangkat kopi lokal Indonesia ke panggung internasional, sambil mengedepankan keberlanjutan dan pelestarian lingkungan.
“Melalui ekspedisi ini pula, kami ingin menggali kekayaan dan tradisi kopi di berbagai kota di pulau Jawa dan Bali,” jelasnya
Kami percaya lanjut Bayu, di setiap tempat kedai kopi lokal dan setiap cita rasa yang tersaji, menyimpan cerita unik dan penuh makna. “Sekaligus mengandung nilai-nilai yang bisa dianggkat, dipelajari dan dihargai bersama”.
Sementara Adam menambahkan, melalui Ekspedisi Kopi Merah Putih yang mengangkat tema Menjelajah Kopi, Melestarikan Alam, Mendaur Ulang, kami ingin menjalin relasi langsung dengan para penggiat kopi, meresapi tradisi dan kekayaan budaya yang terkandung dalam setiap tempat yang kami singgahi. Serta memahami bagaimana keberlanjutan dan pelestarian alam menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan kopi itu sendiri.
“Kami mengundang kalangan pecinta alam menghadiri acara ini, karena perjalanan kopi dari hulu hingga hilir tak lepas dari pelestarian alam. Ini artinya menyangkut konservasi,” tutup Adam. (as).
Kontributor || Ahyar Stone, WI 21021 AB
Editor || Nindya Seva Kusmaningsih, WI 160009
Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)