Ekspedisi Lintas Himba Mapala UMPR: Perencanaan Hingga Tantangan yang Dihadapi

Oleh : Ikhwan Noorismail
Ketua Umum Mapala Universitas Muhammadiyah Palangka Raya

Wartapalaindonesia.com, EDUKASI – Ekspedisi lintas alam adalah kegiatan perjalanan atau petualangan yang dilakukan melintasi berbagai jenis medan alam, seperti hutan, gunung, sungai, atau padang pasir, dengan tujuan menjelajahi atau mengeksplorasi wilayah tertentu. Biasanya, kegiatan ini melibatkan tantangan fisik dan mental, karena peserta harus menghadapi kondisi alam yang bisa sangat ekstrem.

Ekspedisi lintas alam sering kali dilakukan para petualang, ilmuwan, atau tim riset untuk tujuan penelitian, konservasi, atau sekadar untuk mengenal lebih dalam tentang alam dan lingkungan. Kegiatan ini membutuhkan perencanaan matang, keterampilan bertahan hidup, serta peralatan yang memadai agar perjalanan bisa berlangsung dengan aman dan efektif.

Kegiatan Mapala seperti Ekspedisi Lintas Himba ini membutuhkan kemampuan dari individu maupun kelompok dalam melakukan perjalanan atau kegiatan yang dilakukan untuk tujuan kecintaan terhadap alam.

Seperti yang telah disinggung bahwa kegiatan merupakan roh bagi organisasi, maka dari itu organisasi Mapala perlu untuk terus menghidupkan roh tersebut dengan terus melakukan kegiatan bersifat positif dan bermanfaat bagi organisasi, terkhusus bagi anggota Mapala Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. (UMPR).

Kahung adalah nama sebuah gunung dan lembah yang terletak di Desa Belangian, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Kahung merupakan bagian dari Taman Hutan Raya Sultan Adam dan kawasan Geopark Meratus.

Gunung Haur Bunak ketinggiannya 1.128 mdpl (ada juga yang menyebut 1.141 mdpl). Sesuai namanya gunung yang berada di dalam Kawasan Tahura Sultan Adam tepatnya di Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar ini merupakan bagian dari belantara hutan hujan tropis yang rapat dan dipenuhi jenis tanaman roran juga bambu berduri (haur bunak).

Keanekaragaman hayati di kawasan ini masih terjaga. Haur bunak berdekatan dengan Gunung Kahung dan Gunung Kalaan yang memiliki ketinggian kurang lebih sama.

Medan yang dilalui untuk mencapai puncak gunung ini cukup berat, terutama bagi para pendaki pemula. Diperlukan waktu hingga 3 hari dua malam untuk pendakian dengan titik awal dari Desa Paau.

Ekspedisi Lintas Himba dengan tema “Manampuh Kahalap Himba” merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Mapala Universitas Muhammadiyah Palangka Raya sebagai ajang Eksistensi anggota Angkatan XII Cahaya Bulan 2023, guna menempuh Pendidikan tahap III (Pengambilan Lambang). Ekspedisi dilaksanakan pada 15-24 Februari 2025.

Sebagaimana dalam kegiatan ini merupakan pengabdian anggota terhadap sekretariat untuk meningkatkan potensi dan pengembangan anggota yang dapat berdampak positif bagi SDM dan Sekretariat Mapala Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.

Artikel ini akan membahas berbagai aspek penting dari ekspedisi gunung dan hutan, mulai dari perencanaan hingga tantangan yang dihadapi di lapangan.

  1. Perencanaan dan Persiapan Ekspedisi
    Ekspedisi gunung dan hutan memerlukan perencanaan yang matang. Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah pemilihan tujuan ekspedisi. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan meliputi tingkat kesulitan medan, cuaca, serta keberadaan satwa liar atau tanaman berbahaya di sekitar area tersebut.
    Selain itu, penting untuk memilih rute yang aman dan mengetahui jalur darurat jika terjadi hal yang tak terduga.
     

    Para peserta ekspedisi harus mempersiapkan peralatan dengan baik. Berikut adalah beberapa perlengkapan yang harus dibawa:

  • Peralatan pendakian: Tenda, matras, kantong tidur, alat masak, dan perlengkapan untuk menyalakan api.
  • Pakaian dan alas kaki: Pakaian tahan air, jaket hangat, sepatu gunung, dan kaus kaki tebal.
  • Perlengkapan keselamatan: GPS, kompas, peta, dan alat pertolongan pertama.
  • Makanan dan air: Persediaan makanan ringan, makanan kaleng, dan air minum yang cukup untuk bertahan beberapa hari.
  1. Menjelajahi Hutan
    Ketika berada di hutan, para pendaki atau penjelajah akan menghadapi berbagai tantangan yang memerlukan keahlian navigasi dan kewaspadaan tinggi. Di antara tantangan yang dihadapi adalah medan yang terjal, cuaca yang tidak menentu, dan keberadaan satwa liar. Beberapa hutan tropis, misalnya, dikenal dengan kelembapannya yang tinggi dan adanya flora dan fauna unik yang bisa menjadi bahaya jika tidak waspada.
     

    Para ekspedisi gunung dan hutan biasanya akan menghadapi hal-hal berikut:

  • Medan yang menantang: Tanah berlumpur, tebing curam, akar pohon yang licin, dan rimbunnya vegetasi yang menyulitkan pergerakan.
  • Cuaca ekstrem: Hujan deras, suhu dingin yang menusuk tulang, atau suhu panas yang menyengat bisa menjadi tantangan utama dalam ekspedisi.
  • Kehidupan liar: Hutan tropis kaya akan berbagai jenis satwa liar seperti ular berbisa, harimau, atau bahkan serangga yang berbahaya. Pemahaman tentang flora dan fauna sangat penting untuk menghindari risiko tersebut.
  1. Pendakian Gunung: Antara Keindahan dan Bahaya
    Pendakian gunung sering kali menjadi bagian paling menarik dalam sebuah ekspedisi. Gunung-gunung yang tinggi menawarkan pemandangan luar biasa dan pengalaman yang sangat memuaskan ketika berhasil mencapai puncaknya. Namun, pendakian gunung juga mengandung bahaya yang tidak bisa dianggap remeh.
     

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pendakian gunung:

  • Ketinggian dan Aklimatisasi: Semakin tinggi gunung yang didaki, semakin rendah kadar oksigen di udara. Oleh karena itu, penting untuk melakukan aklimatisasi agar tubuh dapat menyesuaikan diri dengan ketinggian.
  • Risiko Cuaca Ekstrem: Di ketinggian tertentu, cuaca bisa berubah sangat cepat. Kabut tebal, salju lebat, dan angin kencang bisa datang tiba-tiba. Oleh karena itu, sangat penting untuk memantau ramalan cuaca sebelum berangkat.
  • Kemampuan Fisik: Pendakian gunung memerlukan stamina dan daya tahan fisik yang baik. Pendaki harus siap menghadapi trek yang panjang dan berat, yang sering kali melibatkan tanjakan curam atau medan berbatu.
  1. Keamanan dan Pertolongan Pertama
    Ekspedisi gunung dan hutan memiliki risiko tersendiri. Kecelakaan, seperti terjatuh, tersesat, atau mengalami cedera akibat cuaca buruk, dapat terjadi kapan saja. Oleh karena itu, penting untuk selalu mempersiapkan diri dengan pengetahuan dasar pertolongan pertama dan komunikasi darurat.
     

    Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam hal keselamatan:

  • Bawa perlengkapan P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan): Setiap peserta ekspedisi wajib membawa perlengkapan medis dasar seperti perban, antiseptik, dan obat-obatan untuk mengatasi cedera ringan.
  • Pelatihan dasar keselamatan: Setiap anggota tim harus memiliki keterampilan dasar dalam merawat diri dan anggota tim yang terluka serta kemampuan dalam membaca medan untuk mencari jalan keluar jika tersesat.
  • Sistem komunikasi: Penggunaan radio atau perangkat komunikasi satelit bisa sangat membantu jika terjadi keadaan darurat.
  1. Manfaat dan Tujuan Ekspedisi Gunung dan Hutan
    Ekspedisi gunung dan hutan bukan hanya sekadar kegiatan fisik, tetapi juga memiliki manfaat yang besar bagi para pesertanya:
  • Pengalaman Alam: Ekspedisi memberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan alam, menikmati keindahan pemandangan alam liar, serta mengenal lebih dalam ekosistem hutan dan gunung.
  • Meningkatkan Keterampilan: Peserta ekspedisi akan meningkatkan keterampilan navigasi, kerja sama tim, serta kemampuan bertahan hidup di alam bebas.
  • Kesehatan Fisik dan Mental: Aktivitas fisik yang berat dan tantangan yang dihadapi selama ekspedisi dapat membantu meningkatkan kondisi tubuh, sekaligus membangun ketahanan mental dan emosional.
  1. Kesimpulan
    Ekspedisi gunung dan hutan adalah petualangan yang penuh tantangan dan memberikan pengalaman luar biasa. Dengan perencanaan yang matang dan persiapan yang baik, para peserta bisa menikmati keindahan alam yang jarang dijamah oleh manusia. Namun, tantangan fisik, cuaca ekstrem, dan risiko keselamatan harus selalu diwaspadai.

Dengan demikian, keselamatan tetap menjadi prioritas utama dalam setiap ekspedisi, agar dapat menikmati semua manfaat yang ditawarkan oleh alam liar.  (L).

Foto || Mapala UMPR
Editor || Ahyar Stone, WI 21021 AB

 

Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)

bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.