Oleh : Tari Handrianingsih, S.P., M.M
Kompos No. K-288
Wartapalaindonesia.com, FEATURE – Sebenarnya jika dikatakan suatu perjalanan istimewa, tidak juga. Hanya saja ini adalah pengalaman pertamaku menempuh perjalanan bersama-sama teman seluruh tim yang terlibat dalam kegiatan yang diistilahkan ekspedisi. Kami adalah anggota Kompos, organiasasi pecinta alam di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Berbeda dengan perjalanan jauh dengan bus besar di masa sekolah dulu, biasanya study tour, sekedar berwisata dan refreshing. Atau PKL (Praktek Kerja Lapangan) yang merupakan kegiatan wajib diikuti saat tahun pertama di bangku kuliah, karena satu mata kuliah tertentu memasukkan dalam salah satu penilaian.
Persiapan yang kami lakukan cukup memakan waktu, karena seluruh anggota tim ditekankan minimal memahami apa saja tugas dan hal-hal yang menjadi titik perhatian masing-masing anggota tim.
Kami terbagi dalam dua tim besar, yaitu tim flora fauna dan tim sosial budaya. Aku tergabung di tim sosial budaya, yang secara keseluruhan berjumlah lima orang (1 orang angkatan ‘89, 2 orang angkatan ‘91, dan 2 orang, aku dan temanku angkatan ‘92).
Tim flora fauna memiliki lebih banyak anggota, karena di lapangan mereka dipecah menjadi dua tim, yaitu tim flora dan tim fauna.
Pemilahan antara tim flora fauna dengan sosial budaya adalah pada lokasi obyek pengamatan. Tim flora fauna akan masuk ke Taman Nasional Baluran melalui jalur pintu depan, dan bermukim di salah satu mess milik taman nasional yang difungsikan tempat menginap jika ada tamu.
Mess itu berada di lingkungan beberapa cottage di tepian pantai Bama, salah satu pantai yang ada di dalam Taman Nasional Baluran.
Sedangkan tim sosial budaya akan memasuki Taman Nasional Baluran melalui jalur dalam, yang dimaksud adalah setelah menyelesaikan semua kegiatan tim, seperti melakukan interaksi dengan masyarakat dengan wawancara kepada mereka, sekaligus mendatangi acara-acara yang menjadi kegiatan masyarakat di perkampungan yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Baluran.
Selama melaksanakan ekspedisi dan menggali data yang diperlukan, tim sosial budaya tinggal dan menginap di rumah salah seorang penduduk yang dianggap sebagai tetua masyarakat. Dia juga merupakan pendahulu yang awal mula tinggal di daerah tersebut sehingga lama-kelamaan terbentuk kampung.
Setelah kurang lebih 10 hari kami tinggal bersama penduduk kampung dan dirasa cukup mendapat informasi yang kami butuhkan, tim berpamitan dan melanjutkan perjalanan memasuki area Taman Nasional Baluran dengan jalur menyusuri sepanjang pantai.
Perjalanan lumayan memakan waktu. Setelah seharian berjalan di sela area pohon-pohon bakau atau mangrove di tepian pantai, sejak pagi berangkat dan sudah masuk sore hari kami menginjakkan kaki kami di Pantai Bama. Sampailah tim sosial budaya ke sebuah mess yang menghadap pantai. Mess ini dipakai sebagai basecamp tim flora fauna standby. Dapat dibayangkan setiap harinya teman-teman tim flora dan fauna jika sore dapat menikmati indahnya matahari yang perlahan menyembunyikan sinarnya di kedalaman laut.
Beberapa saat istirahat, seluruh tim berkumpul dan bersiap-siap keluar dari lokasi taman nasional. Kendaraan yang akan mengangkut kami sudah siap menunggu penumpangnya.
Setelah kurang lebih 1 jam menempuh perjalanan dari Pantai Bama sampai pintu masuk taman nasional, sampailah kami di pos depan. Bus yang akan membawa kami pulang kembali ke Solo sudah menunggu.
Kami terbagi menjadi 3 grup yang memiliki tujuan berbeda. Grup pertama melanjutkan perjalanan menyeberang ke Bali dan Lombok. Grup kedua melanjutkan perjalanan naik ke Gunung Welirang dan Arjuna. Grup yang ketiga memutuskan langsung kembali ke Solo. (th).
Editor || Ahyar Stone, WI 21021 AB
Foto || Tari Handrianingsih
Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)