Caption foto : Kelompok Manusia Lingkungan Lawalata IPB berfoto bersama dengan anak-anak suku Baduy Luar saat melewati jalur via Cijahe, Desa Kanekes, Banten. (WARTAPALA INDONESIA / Lawalata).
Oleh : Muhammad Salman Ghiffary
Lawalata IPB
WartapalaIndonesia.com, FEATURE – Kami terkejut ketika mereka mampu membaca menulis dan menghitung walaupun tidak ada pendidikan formal. Lalu bagaimana cara mereka memperoleh ilmu tersebut?
Saat itu Kelompok Minat Manusia Lingkungan Lawalata IPB sedang mengadakan kegiatan pendalaman kelompok minat yang tujuannya mengamati masyarakat adat dan melakukan wawancara terhadap masyarakatnya. Kegiatan ini dilakukan selama dua hari satu malam. Tepatnya 2-3 November 2024. Kami menyewa guide bernama Endri.
Hal yang menarik terjadi ketika mereka menuturkan bagaimana cara mereka mencari ilmu dan menempuh pendidikan. Mereka menuturkan bahwa cara mereka mencari ilmu yakni dengan cara diturunkan langsung oleh kedua orang tuanya. Apabila ada orang yang dituakan atau orang yang ahli di salah satu bidang, maka orang tua mereka akan menyuruh mereka untuk belajar kepada orang tersebut.
Namun banyak ilmu yang tidak bisa didapatkan oleh mereka, terutama ilmu sains dan sosial yang lebih kompleks dan membuat mereka berhenti di satu titik. Padahal jika ilmu-ilmu tersebut diajarkan mereka lebih banyak mendapat pandangan dan menerima informasi. Juga mereka ini orang yang kreatif dalam membuat seni dan terampil dalam hal pertanian yang pastinya mereka banyak mendapat insight baru ketika berkegiatan sehari-hari.
Bagaimanapun pendidikan tidak selalu berbicara tentang ilmu sains dan ilmu-ilmu eksak lainnya karena yang terpenting dari sebuah pendidikan adalah membuat pribadi yang lebih baik dan memiliki kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.
Suku Baduy Dalam sudah teguh dengan prinsipnya, dan tidak akan membuat budaya dan tradisi yang ada di dalamnya akan pudar. Kami sadar bahwa suku ini harus dilestarikan dan diberi dukungan dan penjagaan oleh seluruh masyarakat dan pemerintah dikarenakan zaman sudah semakin berkembang.
Banyak masalah dan hambatan yang terasa apabila orang awam tinggal di sana. Mulai dari tidak adanya listrik hingga tidak boleh memakai sabun.
Namun banyak juga pelajaran dan manfaat yang bisa dirasakan apabila kita mengamati langsung kegiatan masyarakat Baduy Dalam ini. Mereka terbiasa untuk bersyukur, menjalani kehidupan apa adanya, dan terbiasa untuk bekerja sama dan tolong menolong dalam semua hal yang membuat mereka semakin kuat dan tidak terpisahkan.
Perjalanan pulang Kelompok Manusia Lingkungan Lawalata IPB diwarnai dengan kebahagiaan anak-anak Baduy dan sapaan masyarakatnya. Hal ini menjadi kenangan yang tidak bisa dilupakan oleh tim. Terima kasih Baduy Dalam telah memberi kami pengalaman. (msg).
Editor || Ahyar Stone, WI 21021 AB
Foto || Lawalata IPB
Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)