Oleh : Meisye
Mahasiswa Pecinta Alam Rimba (MAPAR) UNB
Wartapalaindonesia.com, EDUKASI – Saat ini, kegiatan eksplorasi alam bebas bukan lagi menjadi dominasi kaum laki-laki. Sejarah dan catatan perjalanan membuktikan bahwa kaum perempuan juga telah menjadi bagian penting dalam dunia petualangan dan eksplorasi alam dari generasi ke generasi. Perempuan hadir sebagai penggiat alam, peneliti, insinyur, fotografer alam bebas, dan masih banyak lagi.
Di era modern ini, eksistensi perempuan dalam dunia eksplorasi alam semakin meningkat, didukung oleh beragam latar belakang dan motivasi yang mendorong partisipasi perempuan.
Annapurna – Kisah Ekspedisi Wanita Pertama di Himalaya
Menceritakan ekspedisi pendakian Annapurna oleh tim wanita pertama yang terdiri dari 13 wanita luar biasa. Kisah ini menggambarkan keberhasilan dalam menghadapi berbagai tantangan dan keberanian mereka di kondisi ekstrem Himalaya.
Perempuan Merah Putih – Elbrus Expedition
Mengisahkan perjalanan tim perempuan Indonesia dalam ekspedisi pendakian Gunung Elbrus di Rusia. Ekspedisi yang dipimpin Nungky Irma Nurmala Pratikto bersama 6 perempuan luar biasa lainnya, telah menunjukkan semangat dan dedikasi mereka dalam mengibarkan Merah Putih di puncak tertinggi Eropa.
Melalui dua kisah di atas tentang perempuan yang telah memberikan inspirasi bagi banyak perempuan lainnya untuk masuk kedalam dunia eksplorasi alam bebas.
Meskipun perempuan memiliki hak dan peluang yang sama untuk menjelajahi alam, tak dapat disangkal bahwa seringkali sebagai perempuan kita menghadapi tantangan yang unik. Dunia eksplorasi alam bebas, yang lebih familiar bagi laki-laki, seringkali membawa kita menghadapi sejumlah tantangan tersediri yang harus diatasi sebagai perempuan.
Apa saja tantangan tersebut? Berdasarkan pengalaman pribadi saya selama lebih dari satu dekade berkecimpung di dunia alam bebas dan beberapa kisah inspiratif rekan perempuan lainnya, berikut beberapa tantangan utama yang sering dihadapi perempuan serta beberapa tips yang dapat dipertimbangkan:
- Tantangan Fisik
Tantangan fisik perempuan saat berkegiatan di alam bebas dapat meliputi berbagai aspek, terutama karena perbedaan biologis dan morfologi tubuh. Perempuan cenderung memiliki massa otot yang lebih sedikit dibandingkan dengan laki-laki, yang berpengaruh pada ketahanan fisik dalam kegiatan yang membutuhkan kekuatan tubuh dan daya tahan tinggi, seperti pendakian gunung, trekking panjang, atau membawa beban berat.Untuk mengatasi tantangan fisik yang dihadapi perempuan saat berkegiatan di alam bebas, diperlukan persiapan dan strategi yang tepat. Salah satu solusinya adalah dengan melakukan latihan fisik secara rutin sebelum melakukan kegiatan di alam bebas.
Latihan ini bisa mencakup olahraga kardiovaskular, seperti lari atau bersepeda, untuk meningkatkan daya tahan tubuh, serta latihan kekuatan, seperti angkat beban atau yoga, untuk memperkuat otot dan meningkatkan fleksibilitas.
Selain itu, mengatur beban yang dibawa juga sangat penting. Perempuan dapat memilih peralatan yang ringan namun tetap fungsional, serta membagi beban dalam kelompok yang bepergian bersama. Penggunaan beberapa alat bantu seperti trekking pole dapat mengurangi tekanan pada sendi dan membantu menjaga keseimbangan saat melewati medan yang sulit.
Penting juga untuk menjaga asupan nutrisi dengan mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi sebelum dan selama perjalanan, hal ini guna memastikan tubuh memiliki energi yang cukup untuk melakukan aktivitas yang berat.
- Faktor Biologis
Faktor biologis seperti menstruasi juga menjadi tantangan signifikan saat berkegiatan di alam. Siklus menstruasi dapat memengaruhi kenyamanan dan kemampuan fisik perempuan selama kegiatan di alam bebas. Beberapa perempuan mungkin mengalami kelelahan, kram perut, atau perubahan mood yang dapat mengurangi efisiensi atau motivasi dalam melakukan aktivitas fisik di alam bebas.Untuk mengatasi hal ini, persiapan yang matang dan strategi adaptif sangat diperlukan. Salah satu solusi utama adalah membawa perlengkapan menstruasi yang sesuai, seperti pembalut, tampon, atau menstrual cup, yang mudah digunakan dan ramah lingkungan. Perlengkapan ini harus dilengkapi dengan kantong atau wadah khusus untuk menyimpan sampah secara aman hingga dapat dibuang pada tempatnya.
Selain itu, manajemen rasa sakit dan kenyamanan sangat penting. Perempuan dapat mengonsumsi obat pereda nyeri untuk mengatasi kram perut atau nyeri lainnya. Menggunakan pakaian yang nyaman, breathable, dan sesuai dengan kondisi cuaca dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan. Memastikan asupan air yang cukup juga penting untuk mencegah dehidrasi dan mengurangi gejala seperti sakit selama menstruasi.
- Tantangan Sosial dan Budaya
Stereotip gender masih menjadi hambatan yang sering dirasakan perempuan dalam dunia eksplorasi alam bebas. Anggapan bahwa perempuan kurang mampu atau tidak cocok untuk kegiatan ini masih ada di masyarakat.Selain itu, kurangnya dukungan dari komunitas atau jaringan yang inklusif turut memperburuk situasi. Hal ini sering kali membuat perempuan merasa terisolasi atau kurang percaya diri untuk terlibat aktif.
Untuk melawan pandangan ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Edukasi publik melalui kampanye yang menunjukkan pencapaian perempuan dalam eksplorasi alam dapat membantu mengubah persepsi. Kisah-kisah inspiratif dari perempuan yang sukses menaklukkan medan alam yang menantang dapat menjadi motivasi sekaligus bukti bahwa perempuan memiliki kemampuan yang tidak kalah dari laki-laki.
Selain itu, menciptakan komunitas atau jaringan yang inklusif dan mendukung sangatlah penting. Komunitas ini dapat menjadi ruang bagi perempuan untuk saling berbagi pengalaman, pengetahuan, dan dukungan.
- Tantangan Keamanan
Keamanan menjadi perhatian utama bagi perempuan di alam bebas. Berada jauh dari pemukiman dan fasilitas umum sering kali menimbulkan berbagai tantangan, terutama bagi perempuan yang menghadapi risiko keamanan tersendiri. Ancaman eksternal, seperti pelecehan, tindak kekerasan, atau serangan dari manusia yang tidak bertanggung jawab, menjadi salah satu sumber kekhawatiran utama.Untuk mengatasi hal ini, diperlukan langkah-langkah antisipatif guna meningkatkan keamanan perempuan di alam bebas. Langkah-langkah ini mencakup perencanaan yang matang, menggali informasi seputar lokasi yang akan didatangi (aksesibilitas, kondisi medan, dan potensi ancaman yang mungkin dihadapi), pergi dalam kelompok, dan memastikan komunikasi yang memadai dengan pihak luar.
Juga sangat disarankan untuk membawa peralatan keamanan, seperti peluit, alat pelindung diri, atau bahkan perangkat komunikasi darurat. Selain itu, pelatihan tentang manajemen risiko, teknik bertahan hidup, dan cara menghadapi situasi darurat dapat memberikan kepercayaan diri dan kemampuan yang diperlukan untuk mengatasi ancaman.
- Tantangan Logistik dan Perlengkapan
Kurangnya perlengkapan outdoor yang dirancang khusus untuk perempuan juga menjadi kendala. Pilihan pakaian, sepatu, atau perlengkapan lain yang sesuai sering kali terbatas. Akibatnya, perempuan harus beradaptasi dengan perlengkapan yang dirancang lebih umum atau bahkan khusus untuk laki-laki, yang tidak selalu nyaman atau optimal.Untuk mengatasi kendala ini, penting bagi produsen perlengkapan outdoor untuk memperluas inovasi dan menyediakan produk yang dirancang khusus untuk kenyamanan perempuan. Ini mencakup desain pakaian dengan potongan yang lebih pas, bahan yang nyaman namun tahan lama, hingga perlengkapan yang lebih ringan dan mudah digunakan.
Di sisi lain, perempuan juga dapat mendukung perubahan ini dengan memberikan umpan balik kepada produsen atau memilih merk yang sudah menunjukkan komitmennya terhadap kebutuhan perempuan.
Dengan meningkatnya kesadaran akan kesetaraan dalam desain perlengkapan outdoor, diharapkan perempuan dapat melakukan aktivitas di alam bebas dengan lebih optimal dan percaya diri.
- Tantangan Psikologis
Rasa takut atau cemas saat menghadapi medan baru atau situasi berbahaya adalah tantangan psikologis yang tidak bisa diabaikan. Kekhawatiran ini sering kali muncul dari kurangnya pengalaman atau dukungan yang memadai. Perempuan seringkali lebih cemas mengenai keselamatan pribadi saat berada di alam bebas dibandingkan laki-laki, yang dapat mempengaruhi pengalaman fisik.Untuk mengatasi tantangan ini, penting bagi perempuan untuk mempersiapkan diri dengan baik melalui pelatihan yang meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, seperti teknik bertahan hidup, navigasi, atau pertolongan pertama.
Selain itu, dukungan emosional dari teman, komunitas, atau kelompok yang memiliki pengalaman serupa dapat sangat membantu dalam mengurangi rasa cemas. Berada dalam kelompok yang solid juga memberikan rasa aman, karena dapat saling menjaga dan berbagi tanggung jawab.
Membangun mental yang kuat melalui pengalaman bertahap dan evaluasi diri juga penting, sehingga rasa takut atau cemas tersebut dapat diminimalkan, dan perempuan dapat menikmati pengalaman di alam bebas dengan lebih percaya diri.
Penutup
Dengan memahami tantangan yang ada, berbekal pengetahuan, dan persiapan yang matang, sebagai perempuan kita dapat menjelajahi alam bebas dengan lebih percaya diri dan sukses.
Sebagai perempuan, kita memiliki kemampuan untuk mengatasi segala bentuk rintangan fisik, psikologis, dan sosial yang mungkin muncul dalam perjalanan.
Selain itu, dengan dukungan yang tepat dan perlengkapan yang sesuai, sebagai perempuan kita bisa menikmati pengalaman di alam terbuka tanpa batasan. Keberanian perempuan untuk terlibat dalam eksplorasi alam memberikan kontribusi besar dalam pelestarian lingkungan dan pengembangan keahlian yang bermanfaat.
Perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam dunia eksplorasi alam, baik sebagai pelestari lingkungan, peneliti, maupun inspirasi bagi generasi mendatang. Dengan perspektif yang unik dan penuh empati terhadap alam, perempuan mampu mengedukasi dan mempengaruhi kebijakan yang mendukung keberlanjutan.
Alam adalah milik semua orang, dan perempuan memiliki hak yang sama untuk menikmatinya, merawatnya, dan mengajarkan nilai-nilai konservasi kepada dunia. Selamat menjelajah dan salam hormat kepada seluruh perempuan yang telah mengabdikan dirinya untuk alam. (mei).
Editor || Ahyar Stone, WI 21021 AB
Foto || Wartapala
Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)