Oleh : Muhammad Azra Azzahiri
Founder Komunitas “Ayo Berdampak”
Wartapalaindonesia.com, PERSPEKTIF – Pernahkah terpikirkan seberapa banyak sampah yang kita hasilkan setiap hari, bulan, atau tahun? Seberapa banyak sampah kita yang tidak terurai dengan baik dan tidak terkelola dengan baik? Seberapa besar dampak kita dalam kontribusi menjadikan bumi ini menjadi tempat sampah? dan seberapa banyak kita mengotori bumi?
Ancaman yang Terabaikan
Pada suatu sore menjelang malam, saya berdiskusi dengan sepasang suami istri yang sedang mengabdi kepada hutan. Mereka sudah berjalan kurang lebih 5 tahun berusaha selalu menjaga, dan merawat hutan agar tetap dan kembali lestari.
Dalam diskusi itu, kita membahas tentang masyarakat sekitar hutan yang masih saja tidak peduli menjaga lingkungan indahnya. Mereka juga kurang teratur dalam penglolaan sampah. Sampah yang dihasilkan masyarakat, hanya ditimbun di pinggir-pinggir tebing dan dibuang ke sungai-sungai, yang sebenarnya jika mereka sadar, di tempat-tempat (sampah) tersebutlah yang menyelamatkan mereka, tempat tempat tersebutlah yang membuat indah desa mereka.
Dan benar saja, tempat-tempat tersebut jugalah yang sekarang malah menjadi dampak yang kurang baik untuk mereka, tebing-tebing yang penuh dengan timbunan sampah akhirnya membuat penyerapan air di sana kurang baik, dan alhasil membuat tanah tersebut longsor dan sungai-sungai yang penuh dengan sampah tersebut sudah tidak mengalirkan airnya, sehingga di sana hanya penuh dengan timbunan sampah.
Tentu saja sampah-sampah tersebut tidak tertimbun hanya dalam satu waktu. Sampah yang terkumpul dan akhirnya tertimbun di sana adalah hasil dari sampah yang dihasilkan masyarakat sekitar selama berhari-hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, dan sampah tersebut bukan hanya dari satu orang saja, itu merupakan sampah dari puluhan, ratusan bahkan ribuan orang yang menghasilkan sampah setiap harinya dan rutin membuang ke tempat yang sama.
Ketidakpedulian Pemerintah dan Masyarakat
Dari sana, saya melihat bagaimana contoh jika sampah tidak terkelola dan ter-manage dengan baik sehingga seperti itulah hasilnya. Mungkin untuk me-manage karena sebegitu banyaknya sampah membuat pemerintah pun malas untuk mengelolanya.
Saya berpikir karena mungkin pemerintah belum bisa mengelola sampah dengan skala yang besar (hanya skala kecil) apakah pemerintah mau mengelola sampah jika dari masyarakatnya sendiri sudah me-manage dan mengusahakan agar meminimalisir sampah yang dihasilkan dari dirinya sendiri?
Tapi bukan itu pointnya, dan sepertinya memang untuk masalah sampah ini yang sebenarnya sudah menjadi permasalahan di berbagai wilayah dan sampai sekarang pemerintah hanya memandang masalah ini sebelah mata, dan tak pernah menjadi salah satu fokus utama. Padahal menurut saya sehebat apa pun pembangunan infrastruktur kalau tidak dibarengi dengan menjaga alam, yaa percuma saja.
Di sisi lain memang unggul, infrastruktur bagus dan semua tersedia, tapi kalau tidak dibarengi dengan menjaga alam, yaa itu akan menjadi bumerang untuk kita, karena sejatinya kita semua mahkluk di bumi hidup di alam, dan jangan juga seolah-olah hanya manusialah yang butuh tempat untuk hidup sehingga tak mempedulikan aspek-aspek lain yang menyangkut kehidupan makhluk lain.
Kembali ke awal pembahasan tadi, memang sepertinya masalah sampah ini yang sampai sudah menjadi bencana di berbagai wilayah – dan tetap tidak diselesaikan juga oleh pemerintah – ini harus diselesaikan oleh rakyat rakyatnya sendiri. Maka dari itu saya tertarik mencari tahu seberapa banyak kita berkontribusi untuk semua sampah yang ada di bumi? dan apa yang kita lakukan agar tidak terjadi lagi hal-hal yang membawa dampak buruk bagi masa depan?
Seberapa Banyak Sampah yang Saya Hasilkan?
Kita mungkin tidak sadar, seberapa banyak kita menghasilkan sampah setiap harinya, tapi jika dilihat dalam jangka waktu satu tahun, kita mungkin telah membuat gunungan sampah, dan saya ingin tahu setidaknya bagaimana kita bisa meminimalisir dan me-manage ini semua meskipun memang harus ada proses lanjutan seperti sampah plastik yang harus di daur ulang dan sebagainya, tapi setidaknya kita sudah berusaha untuk meminimalisir sampah-sampah yang harus diproses lagi agar tidak menjadi sampah yang mengotori.
Kenapa harus meminimalisir? karena pemerintah masih kewalahan dalam mengelola sampah, hehehe.
Saya melakukan penelitian kecil kepada diri saya sendiri yang di sini saya sudah menerapkan prinsip meminimalisir sampah. Saya melakukan ini selama 7 hari (satu minggu) untuk mengetahui seberapa banyak sampah yang saya hasilkan dan seberapa besar saya berkontribusi untuk mengotori bumi, tetapi sebelum lanjut menjelaskan, saya ingin memberi tahu bagaimana kehidupan saya dan bagaimana saya bisa menghasilkan sampah sampah ini.
Saya adalah mahasiswa dan anak kost sehingga tidak banyak yang saya lakukan dan hanya menjalani hari hari normal seperti biasanya. Kehidupan saya standar anak mahasiswa. Jadi hal-hal yang berpotensi menjadi sampah di kehidupan saya saat ini bisa sangat minim jika saya kontrol semuanya.
Saya juga adalah salah satu orang yang sedang mengusahakan prinsip zero waste dengan benar-benar meminimalisir sampah dari apa-apa yang saya lakukan. Meskipun saya belum sampai ke bagaimana saya mengelola sampah saya sendiri, dan saya masih menyerahkan sampah-sampah saya ini dikelola oleh pemerintah yang sebenarnya saya tahu ujungnya sampah saya akan bermuara di TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Tetapi setidaknya dengan usaha dan prinsip yang saya lakukan saat ini, kontribusi saya untuk mengotori bumi bisa saya minimalisir. Harapan besar saya, semoga kedepannya bisa terus belajar untuk benar benar bisa mengelola sampah saya sepenuhnya.
Di kehidupan seperti ini, dalam waktu seminggu, saya menghasilkan sampah 3 kantong plastik kecil, 5 plastik sachet kopi, 3 kertas bekas oret-oretan, 5 bungkus rokok dan 2 kertas nasi.
Saya sudah berusaha untuk meminimalisir sampah yang saya hasilkan dengan selalu membawa tumbler. Ketika makan (jika tidak terdesak) saya pasti makan di tempat, dan lain sebagainya.
Dengan usaha dan prinsip yang telah saya lakukan, lumayan banyak juga saya berkontribusi untuk mengotori bumi. Lumayan banyak sampah yang saya hasilkan dan jika tidak terkelola dengan baik, mungkin dalam waktu setahun dengan sampah perminggu yang sama seperti sekarang, saya bisa bayangkan untuk saya sendiri saja saya bisa menghasilkan gundukan sampah yang lumayan besar.
Dari hasil penelitian kecil saya, saya bisa membayangkan seberapa banyak sampah yang dihasilkan dari orang-orang yang berkegiatan lebih banyak dan lebih berpotensi menghasilkan sampah banyak setiap harinya. Seberapa banyak sampah yang dihasilkan dari orang-orang yang tidak peduli dan aware atas banyaknya sampah yang dihasilkan olehnya, dan seberapa banyak sampah yang dihasilkan dari orang yang tidak menerapkan prinsip meminimalisir sampah.
Mungkin dalam seminggu, bisa saja untuk satu orang dia bisa menghasilkan satu bukit sampah. Jika semua orang rata-rata seperti ini, berapa lama lagi bumi ini bisa menampung semua sampah yang dihasilkan seluruh penduduk bumi? dan seberapa terdampaknya mahkluk bumi selain manusia yang sebenarnya tidak tahu menahu soal ini, tetapi dia ikut terdampak dari egoisnya manusia yang hidup di bumi.
Ancaman di Masa Depan
Sekarang kita sebagai masyarakat yang tinggal di bumi, memang sudah harus memandang ini sebagai hal yang penting, karena kalau tidak, ini juga yang membuat kita sengsara di masa depan.
Mungkin dengan langkah kecil seperti meminimalisir sampah, bisa menjadi langkah yang harus diambil seluruh masyarakat untuk menangani masalah ini. Lebih baik lagi jika sama sekali tidak menghasilkan sampah, serta bisa mengelola sampah masing-masing.
Untuk pemerintah, semoga dengan penelitian kecil yang saya lakukan ini, bisa menjadi bahan refleksi, agar sadar bahwa kalau tidak segera ditangani dengan fokus yang baik, berapa banyak “gunung” sampah yang akan muncul?
Jika saya bayangkan, sangat mengerikan masalah sampah ini. Coba bayangkan dari yang paling mudah saja, bayangkan semua manusia di Indonesia tidak sadar akan me-manage dan mengelola sampah dengan baik, dan tidak peduli akan sampahnya sendiri.
Dalam satu tahun, satu orang bisa menghasilkan satu gunung sampah. Berati di Indonesia dalam satu tahun akan muncul 281 juta gunung sampah.
Itu sangat mengerikan bagi saya. Seberapa banyak aspek yang terdampak? Seberapa banyak bencana yang terjadi? Dan seberapa sengsaranya kehidupan makhluk di bumi kalau itu benar-benar terjadi?
Jika ini semua akan benar benar terjadi, apakah pemerintah akan diam saja melihat masalah ini? Sampai kapan ini tidak menjadi fokus utama dan akan dipandang sebelah mata? (maa).
Foto || Galih Sandy, WIJA Mojokerto
Editor || Ahyar Stone, WI 21021 AB
Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)