Sajiwa Satata Sawarna, Sinergitas Mapala dan Unsur SAR Kota Hujan

Wartapalaindonesia.com, BOGOR – Sinergitas dan soliditas Mapala dengan unsur potensi SAR yang ada di wilayah kota dan kabupaten Bogor harus senantiasa terjaga dalam rangka memberikan pelayanan serta pertolongan kemanusiaan bagi semua lapisan masyarakat khususnya di wilayah kota dan kabupaten Bogor.

Semua tak terlepas dari kerjasama serta menyatukan suara pada setiap individu masing-masing unsur. Hal ini juga diperkuat dengan organisasi yang terstruktur dari pusat hingga ke tingkat desa.

Berbagai bentuk wujud sinergitas dari unsur potensi SAR yang ada di kota hujan telah berupaya dalam berbagai hal salah satunya, operasi water rescue yang dilakukan di aliran sungai Cisadane wilayah desa Ciaruten, kabupaten Bogor pada saat pencarian korban hanyut (patah dayung) tiga hari yang lalu.

Bahkan operasi SAR gabungan dibawah pimpinan koordinasi Basarnas pusat,  melibatkan potensi SAR dari Mapala, komunitas, Sispala hingga ormas yang bergerak dibidang kemanusiaan.  Selain itu sikap respon yang baik serta antusias  para relawan terhadap target operasi sangat nampak dari raut wajah.

Pada kesempatan itu bersamaan dengan moment di hari ke-2 operasi pencarian korban patah dayung,  ketua dari unsur potensi SAR, Bogor SAR Community (BSC) Iwan Firdaus memaparkan, “pada prinsipnya kelompok Pecinta Alam dari tingkat universitas ataupun SMA,  mereka adalah bagian dari potensi SAR,  yang pembinaanya dilakukan di organisasi masing-masing,  sehingga kalo bicara soal SAR  pasti undang-undangnya sama dan semuanya berada dibawah koordinasi badan pencarian dan pertolongan atau basarnas.”

“Untuk menyamakan warna sebenarnya sangat mudah,  ketika berbicara soal SAR (search and rescue)undang – undangnya jelas sama.  Disitu sudah cukup jelas dimana posisi relawan dan dimana posisi potensi itu berada,” lanjut iwan.

“Kalo di Bogor SAR Community (BSC) kita punya slogan sajiwa, satata, sawarna artinya jiwanya jiwa kemanusiaan, satata itu biacaranya soal kita berada di tatanan yang sama, sawarna artinya satu warna jadi tidak ada bendera lain selain bendera kemanusiaan, perwujudan bisa melalui pertemuan silaturahmi yang dilakukan secara periodik.  Silaturahim itu bisa berupa latihan bersama atau diskusi-diskusi,” paparnya saat ditemui WI di lokasi, Senin (23/4/2018).

Kontributor || Brama Widi Asmoro

Editor || A. Phinandhita P.

Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)

bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.