Oleh : Raditya Erlangga
Ketua Umum Pegiat Alam Bebas Caterva IISIP Jakarta
Wartapalaindonesia.com, PERSPEKTIF – Paradigma pendidikan dasar mahasiswa pecinta alam modern, perlu bergeser dari metode konvensional yang mungkin beberapa orang ketahui terbilang cukup keras dan tegas, sebaiknya menggunakan pendekatan yang lebih konstruktif dan bermartabat.
Proses pembentukan karakter dapat dicapai melalui rangkaian pembelajaran terstruktur yang mengintegrasikan pengembangan mental, keterampilan teknis, dan nilai-nilai konservasi.
Mahasiswa dihadapkan pada berbagai simulasi pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam situasi darurat, yang secara bertahap membangun kepercayaan diri mereka. Penguasaan teknis seperti navigasi, survival, dan pertolongan pertama dilatih secara sistematis, disertai pemahaman mendalam tentang lingkungan dan manajemen risiko.
Pembentukan karakter tangguh dikembangkan melalui penugasan berkelompok dan proyek pelestarian lingkungan yang memupuk jiwa kepemimpinan dan kerja sama. Proses evaluasi dilakukan secara berkala dengan pendekatan konstruktif, tanpa intimidasi, namun tetap menjaga standar kompetensi yang tinggi.
Dengan pendampingan senior yang supportif, mahasiswa tidak hanya menjadi pribadi yang kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan lingkungan yang tinggi. Pendekatan ini membuktikan bahwa ketegasan dalam pendidikan dasar pencinta alam dapat dicapai tanpa mengorbankan martabat dan kemanusiaan pesertanya. (re).
Editor || Ahyar Stone, WI 21021 AB
Foto || Caterva IISIP Jakarta
Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)