Oleh : Zaeni Mansyur
Mapala UPN “Veteran” Yogyakarta
Founder Jogja Adventure Kids (JAK)
Wartapalaindonesia.com, PERSPEKTIF – Mapala adalah organisasi yang boleh dikata tak terstruktur secara rapi di tingkat nasional.
Mapala tak miliki seragam se-nasional dan memang karakternya yang tak bisa diseragamkan. Tak suka diatur-atur. Hee…hee…
Mapala tak miliki banyak aturan. Tak miliki emblem sebagai tanda kecakapan. Pin yang berwarna keemasan. Identitas khas Mapala hanyalah slayer yang sering dipakai di leher sebagai penanda, yang juga sebagai penyeka keringat dan pengikat luka, jika dibutuhkan.
Mapala memang seolah berisi anak urakan dan ugal-ugalan. Karenanya Mapala berisi anak-anak muda yang miliki energi berlebih. Tak heran kemudian di waktu senggangnya menunggu banjir tiba, menunggu gunung meletus tiba.
Mereka suka memanjat dinding / tebing batu, kluyuran di hutan dan sungai. Dan tempat-tempat yang membuat mereka kelelahan dengan sendirinya. Sehingga tak ada waktu untuk tawuran di jalanan. Atau demo membakar ban ketika pejabat mau datang.
Mapala tak memiliki aset layaknya saudara tuanya yang memiliki bumi perkemahan di mana-mana. Yang memiliki struktur begitu rapi, hingga Presiden dijadikan bapak pandunya.
Mapala tak miliki koneksi birokrasi layaknya saudara mudanya yang dinaungi oleh departemen sosial. Baru lahir sekian bulan, langsung sudah punya mobil operasional lengkap dengan anggaran tahunannya.
Mapala layaknya sebuah brand dagangan di tengah lokasi bencana. Masyarakat pun dengan mudah mengenal anak-anak Mapala. Dari aroma dan cara makannya. Hee…hee…
Mapala tak memiliki donasi luar negeri, tak memiliki kepentingan politik, tak memiliki pasokan logistik cukup banyak untuk bertahan lama di lokasi bencana. Yang mereka miliki adalah tekad, sejumlah lembar uang SPP kuliah dan kost untuk membiayai operasi-operasi mereka.
Makanya tak heran anggota Mapala seringkali “melacur” dan menyisip ke organisasi apa saja. Yang tak lain untuk bisa melampiaskan hasratnya untuk menolong sesama.
Yang dimiliki Mapala adalah tekad. Menjadi bagian anak bangsa yang terlibat.
Anak bangsa yang dilahirkan dari rahim Ibu dan pundak Ayah yang tabah. Sehingga ketabahan itu menurun pada kalian.
Karena kalian dilahirkan untuk “itu”. (zn).
Editor || Ahyar Stone, WI 21021 AB
Foto || Metala FEB UMS
Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)