21. Waspada Gempa Susulan, Lakukan Siaga SAR 24 Jam

Wartapalaindonesia.com, EDUKASI – Artikel ini merupakan isi bab ketiga dari buku “Cara Menjadi Relawan Garis Depan di Lokasi Gempa”. Bab tiga berjudul Kegiatan Kemanusiaan di Desa Focus Area. Berisi 14 artikel (nomor 14 hingga 28).

Buku ini ditulis oleh Ahyar Stone. (Pemimpin Redaksi Wartapala. Anggota Dewan Pengarah SARMMI). Terbit pertama Januari 2024. Penerbit Jasmine Solo, Jawa Tengah. Buku ini diterbitkan atas kerja sama Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Wartapala, SARMMI. Selamat membaca. (Redaksi).

a. Tujuan Siaga SAR
Sekali lagi, ciri khas gempa antara lain adalah muncul gempa susulan di lokasi yang sama. Magnitudonya bervariasi. Mulai dari yang lebih tinggi hingga lebih rendah dari gempa sebelumnya. Meski demikian bahaya bisa saja terjadi.

Bangunan yang nyaris roboh sangat mungkin ambruk tatkala ada gempa susulan. Bukit, tebing dan jurang yang sudah retak-retak, berpeluang menjadi longsoran yang mematikan.

Warga yang baru mengalami gempa, akan histeris saat muncul gempa susulan. Reaksi spontan mereka bermacam-macam. Ada yang berlari kencang, teriakteriak, menangis dan sebagainya.

Terhadap gempa susulan, relawan garis depan wajib waspada. Untuk mencegah terjadinya situasi buruk, relawan garis depan dapat menyelenggarakan siaga SAR 24 jam. Artinya dalam segala situasi dan kondisi — termasuk di malam hari yang hujan deras — relawan garis depan harus respon cepat. Siaga SAR diberlakukan selama operasi kemanusiaan di desa focus area.

20. Cara Praktis Membuat Pangkas Rambut Gratis

b. Langkah-langkah Siaga SAR
Agar Siaga SAR 24 jam berlangsung cepat dan efektif, berikut beberapa langkah kerjanya :

1. Melibatkan Warga
Dalam pelaksanaan siaga SAR 24 jam, relawan garis depan perlu melibatkan pemuda desa focus area. Pemuda yang diajak, diberi pemahaman tentang teknis kerja siaga SAR ini.

Setelah paham, pemuda tadi juga wajib selalu dalam kondisi siaga. Misalnya memarkir motor harus menghadap ke luar. Tidur dengan pakaian yang lengkap dan tidak memakai headset. HP dalam kondisi terisi.

Tujuan mengajak pemuda aktif siaga di SAR adalah untuk menyiapkan mereka menjadi pemuda siaga bencana di desanya.

Setelah relawan garis depan meninggalkan desa focus area, para pemuda inilah yang nantinya menjadi garda depan untuk menyelamatkan warga kalau terjadi bencana di desanya.

2. Mitigasi Bencana
Lakukan mitigasi bencana di desa focus area.Tujuannya untuk mengetahui potensi bahaya yang muncul bila terjadi gempa susulan.

Untuk mengetahuinya, lakukan observasi terhadap rumah-rumah yang nyaris roboh, serta pohon-pohon besar di sekitar desa yang berpotensi tumbang.

Bila desa focus area berada di daerah perbukitan, survei pula area yang berpotensi longsor. Area yang perlu disurvei adalah dataran tinggi yang berdekatan dengan pemukiman, serta tebing yang bersebelahan dengan akses atau jalan keluar masuk desa.

Jika desa focus area berdekatan dengan sungai, lakukan survei ke area hulu sungai. Gunanya untuk mengetahui kemungkinan banjir bandang.

Banjir bandang terjadi karena longsor di hulu sungai yang diakibatkan gempa besar menutup badan sungai dan membentuk bendungan. Tatkala bendungan yang terbuat dari material longsor berupa tanah dan pohon-pohon tumbang ini tak kuat lagi menahan debit air yang terus bertambah, bendungan jebol seketika.

Kepala banjir kemudian menyeret longsoran di sepanjang sungai dan tanah labil di dinding sungai. Batu-batu besar yang berserakan dan pohon-pohon tumbang di sepanjang sungai juga tersapu ke hilir oleh air yang kekuatannya dahsyat. Banjir bandang sangat berbahaya.

3. Merancang Jalur Evakuasi
Meski sebagian besar warga yang didampingi tinggal di camp pengungsian berupa tenda yang berjejer di lapangan terbuka — yang relatif aman bila ada gempa susulan — jalur evakuasi tetap harus dibuat.

Jalur evakuasi dibuat untuk mencegah terjadinya kepanikan warga saat muncul gempa susulan. Juga untuk membiasakan warga melakukan tindakan yang benar tatkala terjadi lagi gempa susulan.

Jalur evakuasi yang sudah ditentukan, dibersihkan dari puing bangunan yang berserakan, serta material lain yang dapat melukai kaki dan menghalangi gerak cepat warga tatkala menyelamatkan diri.

4. Edukasi Bencana Gempa
Di desa focus area, relawan garis depan perlu memberi edukasi bencana gempa ke warga yang didampingi. Tujuan edukasi bencana gempa adalah memberi pemahaman ke warga tentang gempa secara umum. Juga untuk memberi tahu tindakan yang harus dilakukan warga sebelum gempa dan saat terjadi gempa.

Dalam edukasi, sampaikan pula ke warga tentang perlunya merancang kostruksi bangunan tahan gempa. Pengetahuan ini berguna bagi warga tatkala membangun kembali rumahnya yang rusak karena gempa sekarang.

Edukasi bencana gempa bisa disampaikan oleh relawan garis depan sambal ngobrol biasa sehari-hari dengan warga.

Relawan garis depan dapat pula menyelenggarakan acara khusus edukasi bencana. Pesertanya semua warga usia dewasa. Acara ini bisa dibarengkan dengan pembagian bantuan di posko kemanusiaan.

Edukasi bencana gempa untuk anak-anak, dapat dilakukan relawan garis depan ketika mengisi kegiatan sekolah darurat.

Tujuan lain dari edukasi bencana adalah untuk memberitahu warga agar selalu siap siaga terhadap gempa susulan. Juga untuk menjelaskan kepada warga tentang skenario evakuasi yang sudah disiapkan relawan garis depan beserta pemuda desa dalam siaga SAR 24 jam.

5. Saat Terjadi Gempa Susulan
Tatkala terjadi gempa susulan yang magnitudonya relatif besar, relawan garis depan dan pemuda desa yang bergabung di siaga SAR, langsung melakukan tindakan sesuai skenario yang sudah disepakati.

Misalnya beberapa orang langsung menuju jalur-jalur evakuasi. Beberapa orang bergegas ke tempat yang terdapat kelompok rentan.

Kemudian beberapa orang bergerak ke titik kumpul, sambil membawa peralatan P3K dan air minum. Kalau di posko kemanusiaan ada tim medis, mereka inilah yang menunggu di titik kumpul.

Setelah warga berada di titik kumpul dan tidak terjadi apa-apa, relawan tak usah menyuruh warga pulang. Biarkan warga sendiri yang memutuskan kapan mereka kembali ke tempatnya mengungsi.

6. Setelah Gempa Susulan
Saat terjadi gempa susulan — atau ketika situasi mulai kondusif — ada warga yang mengalami cedera yang perlu penanganan serius, relawan garis depan perlu melakukan pertolongan pertama.

Langkah berikutnya mengantar korban ke Puskesman terdekat. Bisa pula ke posko yang khusus memberikan pelayanan medis. Tujuannya agar korban mendapat penanganan yang lebih baik dan menyeluruh.

Sedangkan bila ada korban yang meninggal dunia, relawan garis depan segera mencatat data diri korban. Lalu bersama perangkat desa melapor ke BPBD setempat atau ke kepolisian terdekat.

Untuk pemakaman serahkan sepenuhnya ke warga desa focus area. Relawan garis depan cukup membantu, serta memberi bantuan tambahan ke keluarga yang meninggal dunia. (as).

Foto || SARMMI (SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia)
Editor || Nindya Seva Kusmaningsih, WI 160009

Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)

bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.