Wartapalaindonesia.com, EDUKASI – Artikel ini merupakan isi bab ketiga dari buku “Cara Menjadi Relawan Garis Depan di Lokasi Gempa”. Bab tiga berjudul Kegiatan Kemanusiaan di Desa Focus Area. Berisi 14 artikel (nomor 14 hingga 28).
Buku ini ditulis oleh Ahyar Stone. (Pemimpin Redaksi Wartapala. Anggota Dewan Pengarah SARMMI). Terbit pertama Januari 2024. Penerbit Jasmine Solo, Jawa Tengah. Buku ini diterbitkan atas kerja sama Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Wartapala, SARMMI. Selamat membaca. (Redaksi).
a. Kondisi Jaringan Listrik di Daerah Gempa
Di daerah yang kena gempa, jaringan listrik biasanya mengalami kerusakan. Lantaran itulah arus listrik dihentikan PLN. Upaya ini merupakan tindakan preventif atau mencegah munculnya kejadian buruk yang disebabkan arus listrik.
Untuk daerah perkotaan dan desa-desa yang mudah dijangkau, perbaikan jaringan listrik relatif cepat. Tetapi untuk desa terpencil dan terisolir butuh waktu cukup lama.
Perbaikan cenderung lambat karena tiang listrik PLN di pinggir jalan menuju pedesaan banyak yang roboh karena longsor. Ada pula tiang listrik PLN yang miring ditimpa pohon-pohon besar yang tumbang. Inilah sebabnya krisis listrik PLN di desa terpencil dan terisolir lebih lama dibanding tempat lain yang samasama kena gempa
Kecuali desa tersebut tidak mengkonsumsi listrik PLN. Melainkan memakai listrik tenaga surya, atau listrik yang bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga MIkro Hidro yang masih beroperasi.
b. Berbagi Listrik
Sebelum mendirikan posko kemanusiaan di desa terisolir dan terpencil, relawan garis depan sebaiknya menyiapkan genset, kabel puluhan meter, bohlan dan perangkat lainnya. Untuk menghemat energi, pilihlan bohlan yang tetap menyala kendati genset sudah dimatikan.
Ada banyak fungsi genset di desa focus area. Misalnya untuk penerangan posko kemanusiaan, mengecas HP dan HT, mengoperasikan laptop dan berbagai kebutuhan lain. Termasuk untuk memutar proyektor pada acara edukasi kebencanaan.
Jika genset yang dibawa dayanya besar, buat listrik darurat. Caranya alirkan arus listriknya ke camp pengungsian. Pasang pula beberapa lampu jalan di sekitar posko.
Jika relawan garis depan membawa lebih dari satu genset, pinjamkan ke sekelompok warga yang mengungsi berdekatan. Atau ke pengungsian yang jauh dari posko kemanusiaan.
Listrik darurat tentu banyak manfaatnya bagi warga yang didampingi. Antara lain agar pengungsian warga tak lagi gelap gulita. Dengan begitu warga masih bisa beraktivitas ketika hari beranjak gelap. Hal ini akan mempercepat warga pulih.
Biaya bahan bakar genset yang dipinjamkan, bisa dikompromikan dengan warga. Apakah sepenuhnya dibantu relawan garis depan atau warga berpartisipasi membelinya.
Supaya hemat bahan bakar, genset cukup dihidupkan saat hari mulai beranjak gelap sampai jam 10 malam. Kecuali ada keperluan khusus, misalnya rapat bersama warga.
Untuk berjaga-jaga di posko kemanusiaan, relawan garis depan perlu pula menyiapkan lilin. Siapkan pula lampu darurat yang bahan bakarnya dari minyak goreng.
Membuat lampu seperti itu sangat mudah. Gelas yang tidak terpakai, botol kecil bekas minuman energi atau kaleng bekas minuman bersoda, diisi minyak goreng. Lalu buat sumbu dari kain. Agar api tidak padam ditiup angin, beri pelindung dari botol besar air mineral yang atas dan bawahnya dipotong.
c. Bantuan Bentuk Lain
Terkait kebutuhan penerangan, selain menyalurkan arus listrik dari genset di posko kemanusiaan ke pengungsian dan meminjamkan genset ke warga, relawan garis depan dapat pula memberi bantuan dalam bentuk lain. Bentuk bantuan disesuaikan dengan kebutuhan warga di desa yang didampingi.
Jika warga di desa focus area menggunakan listrik tenaga surya. Relawan garis depan dapat membantu lampu listrik dan kabel. Di rumah-rumah yang hancur, dapat dipastikan lampunya pecah. Kabel biasanya juga putus.
Panel surya untuk menangkap sinar matahari, jarang ada yang rusak atau pecah. Warga memasang panel surya di tempat terbuka, misalnya disamping rumah dan di halaman depan. Penempatan seperti ini membuat panel surya aman dari bangunan yang ambruk.
d. Memperbaiki Listrik Tenaga MIkro Hidro
Memberi bantuan berupa kabel, lampu listrik, dan meminjamkan genset, dapat pula dilakukan relawan garis depan jika warga desa yang didampingi mengkonsumsi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
Jika PLTMH rusak disebabkan gempa, relawan garis depan dapat pula memberi bantuan perbaikan. Terutama bagi relawan yang memiliki pengetahuan tentang kelistrikan.
PLTMH merupakan suatu sistem pembangkit listrik skala kecil, yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggerak.
Tenaga air bisa dari saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan ketinggian dan debit air. Semakin tinggi ketinggian dan debit air, semakin besar energi air yang dapat diubah menjadi energi listrik.
Di desa yang memakai PLTMH, ada badan pengurusnya. Mereka mengerti cara mengoperasikan PLTMH. Tetapi hanya sedikit dari mereka yang paham cara memperbaiki bila ada kerusakan pada perangkat yang mereka operasikan.
Untuk memberi bantuan perbaikan PLTMH, relawan garis depan perlu menemui pengurusnya. Lalu bersama mereka mengecek ke lapangan.
Lakukan pengecekan pada peralatan mekanikal. Umpamanya pada turbin dan sistem transmisi. Kemudian cek peralatan elektrikal. Seperti AVR (Automatic Voltage Regulator), generator, panel control, sistem pengkabelan dan seterusnya.
Konstruksi sipil juga perlu diperiksa. Misalnya bendungan, bak penampungan dan pipa pesat. Bila debit air mengecil, lakukan pengecekan pada bagian hulu. Mungkin ada longsor yang menghambat kelancaran air.
Seluruh hasil pengecekan, terangkan secara detil ke pengurus PLTMH. Selanjutnya lakukan perbaikan, dan libatkan mereka.
Mengajak pengurus PLTMH melakukan perbaikan, juga sebagai bentuk edukasi kelistrikan dari relawan garis depan ke mereka.
Edukasi lain yang perlu pula diberikan adalah cara membaca panel listrik. Cara praktis membaca debit air. Teknis membaca sensor AVR. Cara mengecek arus dan frekwensi yang keluar dari generator, serta beberapa pengetahuan praktis lainnya.
e. Listrik Murah Mempercepat Warga Bangkit
Pada proses perbaikan PLTMH, sangat mungkin ada komponen (spare part) yang perlu diganti. Mencari spart part tertentu di daerah yang terkena gempa, biasanya sukar. Untuk mengatasi situasi ini relawan garis depan perlu order dari kota lain. Pemesanan bisa dilakukan secara online.
Spare part yang dibutuhkan mungkin harganya cukup mahal. Tetapi relawan garis depan tetap perlu mengupayakan. Sebab listrik adalah kebutuhan penting bagi warga yang didampingi. PLTMH adalah listrik murah bagi warga di desa focus area.
Bila relawan garis depan dapat memperbaiki PLTMH yang rusak di kejadian gempa, hal ini mempercepat pulihnya denyut kehidupan warga di desa terisolir dan terpencil. (as).
Foto || SARMMI (SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia)
Editor || Nindya Seva Kusmaningsih, WI 160009
Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)