26. Cara Mudah Membuat Toilet Darurat

Wartapalaindonesia.com, EDUKASI – Artikel ini merupakan isi bab ketiga dari buku “Cara Menjadi Relawan Garis Depan di Lokasi Gempa”. Bab tiga berjudul Kegiatan Kemanusiaan di Desa Focus Area. Berisi 14 artikel (nomor 14 hingga 28).

Buku ini ditulis oleh Ahyar Stone. (Pemimpin Redaksi Wartapala. Anggota Dewan Pengarah SARMMI). Terbit pertama Januari 2024. Penerbit Jasmine Solo, Jawa Tengah. Buku ini diterbitkan atas kerja sama Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Wartapala, SARMMI. Selamat membaca. (Redaksi).

a. Lokasi Toilet Darurat
Toilet darurat yang dibuat di desa focus area, difungsikan untuk keperluan warga, relawan garis depan dan relawan yang datang berkunjung.

Lokasi ideal membuat toilet darurat adalah di pemandian umum yang rusak karena gempa. Hal ini sekaligus memulihkan fungsi pemandian umum tersebut.

Namun tak semua desa terpencil dan terisolir memiliki pemandian umum. Alternatif lain adalah di masjid yang toiletnya rusak parah. Mendirikan toilet di masjid juga bermanfaat bagi jamaah yang sholat di masjid.

Jika tidak ada fasilitas umum di desa focus area, toilet darurat dapat didirikan di rumah warga yang rusak berat.

Tentu relawan garis depan perlu ijin terlebih dulu ke pemilik rumah. Umumnya pemilik rumah malah senang toiletnya dapat kembali berfungsi.

b. Lakukan Pengecekan
Jika membangun toilet darurat di rumah warga yang rusak berat, langkah pertama yang mesti dilakukan relawan garis depan adalah membersihkan puing-puing yang ada di lokasi bakal toilet darurat.

Kemudian cek sumber air. Bak penampung air. Kakus dan pipa saluran ke septik thank.

Di bencana gempa, bak penampung air di kamar mandi warga banyak yang retak. Pipa dari kakus ke septik thank banyak yang bocor karena tertimpa dinding toilet yang ambruk. Sedangkan septik thank — karena letaknya dalam tanah — masih aman dan berfungsi normal.

Bila sumber air untuk toilet darurat adalah sumur timba, cek bagian dalam sumur. Biasanya ada puing bangunan dan kayu yang terendam di sana.

Ambil kayu dengan tali timba. Bisa pula pakai bambu. Lebih baik lagi gunakan tali timba dan bambu secara bersamaan. Ujung tali atau bambu dipasang kawat yang dibentuk seperti pengait. Sedangkan puing bangunan biarkan di sana.

d. Membuat Toilet Darurat
Bahan utama toilet darurat adalah bambu, terpal, tali rafia dan paku. Bahan alternatif yang dapat digunakan adalah baja ringan. Peralatan yang digunakan hanya cutter, golok, gergaji, palu dan linggis.

Pengerjaan toilet darurat melibatkan warga. Sedangkan desain toilet darurat dibuat relawan garis depan.

Usai membuat rancangan — termasuk ukuran luas lebar dan tinggi — mulailah gotong royong membuat galian untuk menanam tiang bambu.

Bila tidak ada linggis atau tanahnya keras sehingga sukar digali, tiang bamboo dapat didirikan dengan cara mengganjalnya dengan puing-puing bangunan.

Cara itu tentu tidak akan membuat tiang bambu berdiri tegak lurus sempurna. Namun tidak apa-apa. Namanya juga toilet darurat. Yang penting tiang bambu dapat berdiri.

Selain bambu, kayu-kayu rumah yang hancur dapat pula dipakai sebagai tiang. Tetapi jangan digergaji, karena kayu dipakai oleh pemiliknya ketika nanti membangun ulang rumahnya.

Setelah semua tiang berdiri — minimal lima tiang — buat rangka bangunan dengan cara menghubungkan empat tiang dengan bambu.

Khusus bambu kempat dan kelima — jaraknya sekitar satu meter — tidak usah dihubungkan dengan bambu. Dua tiang bambu berdekatan ini digunakan sebagai pintu toilet darurat.

Setelah rangka bangunan jadi, langkah berikutnya dalah menutupinya dengan terpal keliling. Terpal diikat dengan tali rafia.

Khusus terpal di tiang bambu yang keempat dan kelima, tidak usah diikat permanen. Ujung terpal bagian atas diikat tali rafia. Ujung rafia dibuat melingkar, agar bisa disangkutkan ke tiang kelima. Inilah pintu toilet darurat. Pintu toilet darurat bisa pula dari pintu toilet yang lama.

e. Sumber Air Toilet Darurat
Selain sebagai kakus, toilet darurat dapat pula dimanfaatkan sebagai kamar mandi. Agar nyaman, buat tempat menggantungkan handuk dan pakaian. Lalu siapkan gayung dan ember.

Ukuran ember jangan terlalu besar, karena akan digunakan pula untuk mengangkut air dari sumur. Akan lebih bagus bila disediakan ember lebih dari satu. Kalau di sana tidak ada sumur, air diangkut dari tempat lain.

Solusi lain — berlaku untuk musim penghujan — pasang terpal di dalam bak yang bocor. Bisa pula dengan membuat bak penampung air dari bahan terpal.

Bentuk bak sederhana ini seperti bak buatan orang yang memelihara lele di samping rumah.

Setelah selesai mengerjakan satu toilet darurat, buat lagi di lokasi lain. Membuat toilet darurat di desa focus area, jangan cuma satu.

Membuat toilet darurat di pemandian umum, caranya sama dengan membuat toilet darurat di rumah yang rusak berat. Hanya saja air di pemandian umum biasanya bermasalah.

Air di pemandian umum di desa focus area diambil dari mata air di luar desa. Air kemudian disalurkan melalui jaringan pipa. Sering terjadi jaringan pipa warga hancur karena tertimbun longsor yang merupakan bencana ikutan gempa. (as).

25. Mendirikan Masjid Darurat

Foto || SARMMI (SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia)
Editor || Nindya Seva Kusmaningsih, WI 160009

Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)

bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.