29. Datang Sebagai Orang Asing Pulang Seperti Saudara

Wartapalaindonesia.com, EDUKASI – Artikel ini merupakan isi bab keempat dari buku “Cara Menjadi Relawan Garis Depan di Lokasi Gempa”. Bab empat berjudul Pulang Seperti Saudara. Berisi 2 artikel (nomor 29 hingga 30).

Buku ini ditulis oleh Ahyar Stone. (Pemimpin Redaksi Wartapala. Anggota Dewan Pengarah SARMMI). Terbit pertama Januari 2024. Penerbit Jasmine Solo, Jawa Tengah. Buku ini diterbitkan atas kerja sama Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Wartapala, SARMMI. Selamat membaca. (Redaksi).

a. Perpisahan yang Melankolis
Bagi relawan garis depan, meninggalkan desa focus area kadang-kadang lebih
“berat” dibanding mencarinya.

Hubungan akrab yang terjalin secara alami antara relawan garis depan dengan warga yang didampingi, membuat perpisahan berlangsung melankolis. Perasaan haru sukar dielakkan.

Selama sekian hari relawan garis depan dan warga, sama-sama tinggal di desa yang banyak keterbatasan. Minum air yang sama. Menghadapi gempa susulan pada detik yang sama di lokasi yang sama. Serta saling kerja sama untuk menuntaskan persoalan yang ada.

Situasi “senasib sepenanggungan” itu lantas membuat hubungan relawan garis depan dan warga menjadi kuat. Ikatan inilah yang membuat perpisahan terasa berat. Meski berat, relawan garis depan harus meninggalkan desa focus area.

Relawan garis depan terlalu lama mendampingi warga, justru tidak baik bagi warga. Dikhawatirkan muncul sikap ketergantungan warga terhadap relawan garis depan.

Sikap ketergantungan tak boleh muncul, karena kontraproduktif dengan tujuan relawan garis depan datang ke desa terpencil dan terisolir.

Tujuan relawan garis depan mencari desa focus area adalah untuk mendampingi warganya. Agar warga di sana mampu menolong dirinya sendiri untuk bangkit, dari tidak berdaya menjadi berdaya seperti sebelum terjadi gempa.

Saat relawan garis depan akan pulang, biasanya warga membuat acara yang istimewa. Acara ini bukan berbentuk makan bersama sambil bersenda gurau senang. Melainkan warga segala usia berkumpul di halaman posko kemanusiaan. Untuk foto bersama. Untuk menyalami relawan garis depan satu persatu sambal mengucapkan selamat jalan dengan nada yang lirih.

Perpisahan antara warga dengan relawan garis depan senantiasa bersahaja. Tetapi maknanya membekas di hati.

Sekian hari lalu, warga dan relawan garis depan tidak saling kenal. Mereka asing satu sama lain. Tetapi kini justru seperti saudara. Saudara dalam kemanusiaan. “Datang sebagai orang asing, pulang seperti saudara”.

Begitulah sisi terindah kehidupan relawan garis depan. (as).

28. Membuka Jalan Tertimbun Longsor

Foto || SARMMI (SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia)
Editor || Danang Arganata, WI 200050

 

Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di wartapala.redaksi@gmail.com || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)

bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.